Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

NILAI EMISI IPO: Semester I/2013 Rp10,11 triliun

BISNIS.COM, JAKARTA—Meski indeks harga saham gabungan (IHS) pada akhir semester pertama tahun ini bergerak fluktuatif, nilai emisi dari pencatatan saham perdana mencapai Rp10,11 triliun, naik 721,95% dari periode yang sama tahun lalu Rp1,23 triliun.

BISNIS.COM, JAKARTA—Meski indeks harga saham gabungan (IHS) pada akhir semester pertama tahun ini bergerak fluktuatif, nilai emisi dari pencatatan saham perdana mencapai Rp10,11 triliun, naik 721,95% dari periode yang sama tahun lalu Rp1,23 triliun.

Berdasarkan catatan Bisnis, perolehan nilai emisi dari perusahaan yang mencatatkan sahamnya (initial public offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia pada semester I/2013, hampir setara dengan perolehan nilai emisi IPO sepanjang tahun lalu Rp10,13 triliun.

“Capaian ini memang diluar ekspektasi. Hal mengindikasikan adanya peningkatan kepercayaan perusahaan-perusahaan untuk mendapatkan kapital dari pasar modal,” ujar Akhmad Nurcahyadi, analis PT BNI Securities, saat dihubungi, Kamis (4/7/2013).

Dia menjelaskan dari pencatatan saham perdana pada semester pertama tahun ini, perusahaan menginginkan pertumbuhan kinerja yang lebih baik, apalagi didukung sentimen positif dari kebijakan pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.

Bergejolaknya pasar modal pada pertengahan tahun ini, menurutnya, berpeluang merubah rencana perusahaan untuk mencatatkan saham perdananya. Kendati demikian, menurutnya, belum ada pengaruh yang cukup signifikan terhadap kinerja fundamental perusahaan.

“Dampak sentimen negatif dari kondisi makro belum terlihat, dan implementasi kebijakan pemerintah juga belum terasa. Artinya, masih ada peluang adanya sentimen positif untuk mendorong perusahaan untuk IPO pada semester II,” katanya.

Terkait kinerja saham emiten baru sepanjang semester I/2013, dia menilai kinerja saham tersebut tergantung dari proyeksi kondisi pasar dari industri masing-masing emiten, dan valuasi harga saham emiten tersebut.  

“Saat ini, sektor dari konstruksi dan perbankan masih prospektif, dan kinerja saham akan kembali menguat. Dari sektor properti juga masih prospektif, walaupun kemungkinan akan bergerak stagnan seiring ditetapkannya suku bunga acuan yang baru,” tuturnya.

Dari 17 emiten baru itu, rata-rata kinerja saham yang IPO pada semester I/2013 mencatatkan pertumbuhan 22% hingga per 04 Juli 2013. Kendati demikian, sebanyak 9 emiten justru bergerak negatif dan 8 emiten sisanya bergerak positif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper