BISNIS.COM, JAKARTA—Harga saham Hong Kong mengalami penurunan paling tajam di antara negara maju karena sebagian disebabkan oleh munculnya kekhawatiran pertumbuhan ekonomi China diperkirakan 22% di bawah rata-rata lima tahun.
Indeks Hang Seng merosot 9,8% pada 2013 atau di bawah Indeks Standard & Poor’s 500 selama hampir 15 tahun dan kehilangan nilai saham lebih US$145 miliar. Kehilangan nilai pada indeks tersebut menurunkan perkiraan keuntungan menjadi 9,7 kali dibandingkan dengan rata-rata lima tahun sebesar 12,5 kali, menurut data sebagaimana dikutip Bloomberg, Jumat (28/6/2013).
JPMorgan Asset Management dan Goldman Sachs Group Inc. menyatakan saham Hong Kong bahkan bisa lebih rendah setelah terjadi penurunan produk manufaktur di China akibat kesulitan likuiditas terburuk dalam satu dekade ini.
Prospek ekonomi yang kurang baik di China kian memburuk dipicu oleh rencana pengetatan stimulus moneter oleh bank sentral AS. (ltc)