BISNIS.COM, JAKARTA—Harga obligasi tergelincir pada hari ketiga, dengan yield obligasi bertenor 10 tahun mencapai level tertingginya dalam 15 bulan, sebelum keluarnya laporan data pekerja AS mengikuti komentar dari Kepala Federal Reserve Ben S. Bernanke mengatakan bahwa pembuat kebijakan harus mengakhiri pembelian obligasi pda pertengahan 2014.
Yield obligsi bertenor 10 tahun melonjak tinggi sejak 2011 setelah Bernanke mengatakan pembuat kebijakan mungkin “melunakkan” pembelian obligasi bulanan sebanyak US$85 miliar, yang diketahui sebagai quantitative easing, tahun ini jika ekonomi tumbuh secara konsisten dengan prediksinya.
Pejabat menurunkan estimasi untuk tingkat pengangguran dan inflasi, sambil mengkarakteristikan jatuhnya harga konsumer sebagai sesuatu yang sementara.
AS akan menjual Treasury Inflation Protected Securities senilai US$7 miliar bertenor 30 tahun. Yield untuk obligasi bertenor 5 tahun menyentuh level tertinggi sejak Agustus 2011.
“Kami berharap akan terjadi bias lanjutan dalam yield obligasi AS. Dalam press conference, Anda dapat lihat bahwa Bernanke meratifikasi pergerakan yield obligasi yang lebih tinggi sebagai refleksi peningkatan keyakinan,” ujar Tony Morriss Head of Interest-Rate Research Australia & New Zealand Banking Group Ltd. (ANZ), seperti dikutip Bloomberg.
Berdasarkan data Bloomberg, yield obligasi bertenor 10 tahun meningkat 1 basis poin ke level 2,36% pada pukul 10:32 Waktu Tokyo, atau pukul 08:32 WIB, setelah menyentuh 2,37%, level tertinggi sejak 21 Maret 2012. Yiled melonjak 17 basis poin kemarin, tertinggi sejak Oktober 2011.
Harga 1,75% surat utang yang jatuh tempo pada Mei 2023 turun 1/32 atau 31 sen per nilai nominal US$1.000 ke level 94 21/32. Yield bertenor 5 tahun mencapai 1,29%, tertinggi sejak 5 Agustus 2011. (ra)