BISNIS.COM, JAKARTA—Lonjakan produksi minyak di Amerika Serikat membuka peluang persetujuan Kongres untuk menghapus larangan ekspor minyak mentah yang diterapkan setelah negara Arab melakukan embargo selama tiga dekade.
Berbagai kemajuan seperti penggunaan teknologi hidrolik membuat produksi minyak di AS melebihi kapasitas penyulingan.
"Kelebihan kapasitas itu berkisar antara 18 bulan hingga tiga tahun," ujar Benjamin Salisbury, analis kebijakan energi FBR Capital Markets Corp. di Virginia.
Menurut Badan Informasi Energi AS, impor minyak saat ini tercatat 40% dari permintaan atau turun dari sebelumnya yang mencapai 60% selama 2005.
Kongres telah membatasi ekspor minyak sejak negara Arab memberlakukan embargo pada 1974. Akibatnya, AS kekurangan minyak sehingga harga meningkat dan antrean kendaraan di stasiun pengisian bahan bakar tak terhindarkan.
Peningkatan produksi minyak di AS tahun lalu tercatat sebesar 766.000 barel per hari. Kondisi itu telah mengubah persepsi bahwa AS tidak perlu minyak dari luar.
“Warga Amerika secara politis sangat sensitif terhadap minyak terutama terhadap harga bensin,” ujar Salisbury, seperti dikutip Bloomberg, Rabu (19/6/2013).