Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

EMITEN KIMIA: Laba Bersih Unggul Indah Diproyeksikan Naik 10%

BISNIS.COM, JAKARTA—Produsen alkybenzene PT Unggul Indah Cahaya Tbk (UNIC) memproyeksikan pertumbuhan laba bersih mencapai US$3,36 juta pada tahun ini, naik 10% atau ekuivalen dengan Rp32,9 miliar dibandingkan dengan realisasi tahun lalu.

BISNIS.COM, JAKARTA—Produsen alkybenzene PT Unggul Indah Cahaya Tbk (UNIC) memproyeksikan pertumbuhan laba bersih mencapai US$3,36 juta pada tahun ini, naik 10% atau ekuivalen dengan Rp32,9 miliar dibandingkan dengan realisasi tahun lalu.

Sekretaris Perusahaan Unggul Indah Cahaya Lili Setiadi mengatakan pencapaian itu akan ditopang penjualan yang juga ditargetkan tumbuh 6% menjadi US$487,85 juta atau setara dengan Rp4,68 triliun.

"Perseroan memasang target pertumbuhan kinerja perseroan sejalan dengan pertumbuhan penduduk," ujarnya, Minggu (9/6/2013).

Untuk merealisasikan target tersebut, pihaknya mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) senilai US$10 juta atau setara dengan Rp98 miliar untuk pengembangan bisnis pada tahun ini.

Dana tersebut akan digunakan untuk memperbaiki infrastruktur pabrik milik perseroan yang berada di kawasan Merak, Banten, yang diperoleh dari kombinasi antara kas internal dan pinjaman bank,.

Sejalan dengan itu, volume produksi perseroan juga diharapkan naik 6% menjadi 179.000 metrik ton alkybenzene per tahun. Meskipun demikian, target produksi ini masih jauh dari kapasitas terpasang produksi perseroan yang mencapai 270.000 metrik ton per tahun.

Produksi perseroan masih sekitar 67% dari total kapasitas terpasang, masih terdapat 33% sisanya yang akan digunakan untuk memacu produksi beberapa tahun mendatang.

Terkait dengan distribusi produk, perseroan akan tetap fokus pada pasar domestik tahun ini. Setidaknya sekitar 177.210 metrik ton atau hampir 99% produknya didistribusikan untuk pasar domestik, sedangkan sisanya kurang dari 2% diekspor ke negara Vietnam, Australia, dan Eropa.

Untuk memasok bahan baku, perseroan masih mengandalkan distribusi dari luar negeri sebanyak 80%.

Perseroan akan melakukan efisiensi untuk dapat menekan biaya produksi. Hal itu disebabkan adanya kenaikan beban listrik, upah, dan bahan bakar minyak sebagai salah satu variabel dalam beban produksi Perseroan.

Namun, ketika disinggung tentang kenaikan harga jual, Lili menjelaskan perseroan tidak bisa serta-merta menaikkan harga jual di pasar karena terkait dengan persaingan. “Penaikan harga tergantung dari volume dan harga,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Herdiyan
Editor :
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper