BISNIS.COM, JAKARTA—IHSG disinyalir masih akan volatil (mudah berubah) setelah sebelumnya terjerembab 1,66% atau 86,59 poin ke level 5.121,4 pada Kamis (23/5) dan kembali merangkak 0,66% atau 33,69 poin ke level 5.155,09, Jumat (24/5).
Volatilitas indeks sepanjang Mei sangat menarik. Pada awal bulan Mei kita dikejutkan dengan adanya aksi downgrade outlook yang dilakukan oleh S&P dan peringatan yang dikeluarkan oleh Moody's menjadi sentimen negatif.
Hal tersebut sepertinya akan menjerumuskan indeks ke zona merah. Selain itu ancaman inflasi pada awalnya yang membayangi pergerakan indeks juga semakin memanaskan IHSG.
Tapi kenyataannya berkata lain, IHSG terus mencetak rekor hingga ke 5251. Pada penutupan minggu lalu IHSG ditutup pada posisi 5.155. Bandingkan pada awal Mei di posisi 5.034, IHSG telah menguat 121 poin yang setara dengan 2,45%.
Adapun pihak asing sendiri telah membukukan net sell sebanyak Rp. 3,4 triliun sepanjang Mei. Bulan mei masih tersisa 1 minggu lagi. Apakah indeks dapat terus reli atau mengalami pelemahan sehingga seperti Mei 2011 dimana IHSG ditutup di posisi yang sama seperti awal bulan? (membentuk candle doji).
David Sutyanto dari First Asia Capital mengatakan dengan melihat adanya panic selling pada Kamis lalu, para pelaku pasar mungkin tersadar bahwa rapuhnya pergerakan indeks terhadap berita negatif.
Data manufaktur China yang kontraksi (hanya 49,6 dari prediksi 50,5) memang mengecewakan. Namun respon pasar saya rasa sangat berlebihan. Data-data ekonomi di AS masih tumbuh positif. Itu sebabnya pada Jumat kemarin pasar kembali rebound.
“Pasar sudah menjadi sangat sensitif terhadap isu negatif. Oleh karena itu untuk pergerakan pekan depan IHSG menjadi sangat sensitif,” ujar David pada Minggu (26/5/2013).
Adapun menurutnya potensi untuk terkoreksi cukup besar karena secara teknikal indikator MACD sudah melemah dan RSI sedang memasuki area overbought. Namun, sektor properti baru saja mendapat kabar baik.
Moody's menyatakan para pengembang Indonesia, khususnya yang mengembangkan properti di Jabodetabek akan mendapatkan keuntungan besar dalam 12-18 bulan ke depan, menyusul besarnya permintaan di seluruh segmen properti. Oleh karena itu sektor properti diharapkan masih dapat bergerak naik di akhir Mei ini.
Menurutnya, IHSG pekan depan masih akan volatil. Sentimen positif bagi sektor properti Indonesia dapat menjadi katalis positif bagi indeks. Namun secara teknikal IHSG sudah cukup rawan untuk terkoreksi.
“Saran saya untuk minggu depan, akumulasi saham-saham dengan kinerja dan fundamental bagus. Sektor properti juga sangat menarik untuk dilirik,” tandas David. (mfm)