BISNIS.COM, JAKARTA – Terdapat trend menarik yang terjadi akibat naiknya upah minimum regional (UMR), banyak perusahaan yang bergerak dibidang ritel mengalami penaikan beban usaha. Hal itu menyebabkan merosotnya laba bersih.
PT Hero Supermarket Tbk (HERO) menjadi salah satu korban naiknya UMR tersebut. Bagaimana tidak, beban administrasi mereka pada kuartal I tahun ini melonjak hingga 31% dari Rp418 miliar menjadi Rp482 miliar.
Phillipe Broinaigo menerangkan walaupun penjualan naik 15,7% menjadi sebesar Rp2,6 triliun, namun hal tersebut tidak dapat mendukung perolehan laba bersih yang menurun karena beban usaha yang naik. Beban penjualan sendiri naik 37% dari Rp43 miliar menjadi Rp59 miliar.
“Efek dari kebijakan penaikan UMR adalah membengkaknya beban usaha yang membuat laba kami merosot,” ujarnya
Laba periode berjalan merosot 21% dari Rp70 miliar ke Rp55 miliar, sedangkan yang patut diperhatikan adalah beban keuangan yang naik hingga 200% dari Rp7 miliar menjadi Rp19 miliar.
Hero sendiri memiliki lebih dari 15.000 karyawan pada 601 tokonya. Semua penaikan beban tersebut secara tidak langsung mempengaruhi laba per saham yang merosot 19% dari Rp21 menjadi Rp17 per saham.
(faa)