Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

 

BISNIS.COM, JAKARTA--- Sulitnya memperoleh lahan baru untuk perkebunan sawit dialami hampir seluruh perusahaan perkebunan, tak terkecuali PT Astra Agro Lestari. Oleh karena itulah, perusahaan yang fokus di perkebunan kelapa sawit ini lebih memilih intensifikasi lahan perkebunan miliknya guna meningkatkan produktifitas.

Intensifikasi yang dimaksud meliputi, pelaksanaan Manajemen Rawat Terpadu (MRT), mekanisasi pemupukan, upaya memperbaiki tingkat kesuburan tanah dan peningkatan kualitas pohon kelapa sawit, melalui penyerbukan dan sistem tata kelola air.

“Saat ini sangat sulit atau mungkin mustahil bagi kita untuk mendapatkan  lahan perkebunan baru. Oleh karena itu, kita lebih menempuh Intensifikasi lahan yang sudah ada, karena target produksi kita tiap tahun semakin meningkat,” jelas Widya Wiryawan, Presiden Direktur perusahaan melantai di bursa dengan kode AALI tersebut.

Program Intensifikasi yang sejatinya telah dilakukan sejak 2008 ini membuahkan hasil di 2013 ini. Hal tersebut terlihat dari meningkatnya produksi crude palm oil (CPO) pada 2012 sebesar 16,4% jika dibandingkan tahun lalu padahal luas lahan produksi tetap. Produksi tahun ini mencapai 1,48 juta ton minyak sawit (CPO), sedangkan tahun lalu hanya sebesar 1,27 juta ton minyak sawit.

Metode-metode intensifikasi yang saat ini telah dilakukan antara lain pemupukan, perseroan menggunakan pupuk organik yang didapatkan melalui pengomposan limbah perkebunan seperti tandan kosong, cangkang dan limbah lainnya.

Selain pemupukan, perseroan juga menerapkan metode-metode lain semisal penggunaan cacing dan juga penerapan teknik terbaik dalam pengairan.

Selain itu, untuk membantu proses pembentukan buah, perseroan menerapkan metode polinasi dengan menggunakan pelaku polinasi alamiah seperti Elaidobius Kamerunicus.

Selain fokus di bisnis perkebunan sawit, perseroan ini melebarkan usahanya dengan berencana membangun perkebunan tebu di Papua. Namun, menurut Widya, rencana ini masih dalam tahap penjajakan.

“kalau rencana di Papua itu masih dalam proses studi detail. Masih dalam penjajakan, bagaimanakah prospek bisnisnya disana,” kata Presiden direktur ini.

Lebih lanjut, widya mengatakan secara iklim sudah cocok, karena diyakini beberapa jenis tanaman ini berasal dari Papua. Namun dari hama dan penyakit tanaman masih belum diketahui. Karena menurutnya, tempat dimana tanaman itu berasal biasanya memiliki banyak penyakit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Writer
Editor : Sutarno
Sumber : Taufiqur Rahman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper