BISNIS.COM, JAKARTA – Nilai tukar yen terhadap dolar AS diperkirakan akan semakin melemah seiring dengan kebijakan bank sentral Jepang menyuntikkan dana untuk meningkatkan inflasi negara di Asia tersebut.
Mario Sant Singh, pendiri FX1 Academy sekaligus pakar valuta asing, memperkirakan nilai tukar yen akan melemah hingga 6 bulan ke depan dari saat ini sekitar 99 per dolar AS. Hal itu sejalan dengan dukungan terhadap kebijakan Bank of Japan (BOJ) untuk mendorong ekonomi melalui stimulus senilai US$1,4 triliun selama 2 tahun ke depan.
“Kebijakan Bank of Japan dengan dukungan internasional akan melanjutkan pelemahan yen hingga 100-115 per dolar AS,” ujarnya dalam wawancara eksklusif di Jakarta Selasa (23/4/2013).
Pendiri akademi valuta asing (forex) berbasis di Singapura ini menjelaskan Gubernur BOJ Haruhiko Kuroda untuk melakukan pelonggaran moneter (monetary easing) bertujuan menaikkan tingkat inflasi yang ditargetkan 2% sehingga dapat mendorong pertumbuhan negara maju kawasan Asia tersebut.
Selain itu, kelompok G20 telah mengungkapkan dukungan terhadap BOJ dalam upaya mendorong ekonomi negara Matahari Terbit yang selama ini stagnan. Sejauh ini, lanjutnya, yen merupakan salah satu aset aman
bagi investor karena nilainya yang stabil.
Namun, pertumbuhan ekonomi di negara yang sudah maju tersebut sangat kecil sehingga kebijakan menyuntikkan uang ke pasar diperlukan untuk menggairahkan ekonomi. Yen yang lebih rendah diharapkan dapat mendorong ekspor dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
NILAI TUKAR YEN Diperkirakan Melemah ke 115 per Dolar AS
BISNIS.COM, JAKARTA – Nilai tukar yen terhadap dolar AS diperkirakan akan semakin melemah seiring dengan kebijakan bank sentral Jepang menyuntikkan dana untuk meningkatkan inflasi negara di Asia tersebut.Mario Sant Singh, pendiri FX1 Academy sekaligus
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
11 jam yang lalu