BISNIS.COM, NEW YORK--Harga surat berharga negara AS ditransaksikan menguat yang mendorong imbal hasil surat utang tenor 10 tahun ke level terendah sepanjang tahun ini.
Penguatan obligasi AS tersebut didorong oleh sinyal pelemahan ekonomi global dan meningkatnya kekhawatiran bahwa aksi terorisme di AS meningkat memicu permintaan untuk aset yang paling aman.
Berdasarkan data Bloomberg, yield obligasi 10 tahun turun 3 basis poin atau 0,03% ke level 1,70% hingga pukul 3.52 sore waktu New York. Harga sempat menyentuh 1,67%, level terendah sejak 12 Desember.
Harga 2% dari surat utang yang jatuh tempo pada Februari 2023 itu naik 7/32 atau US$2,19 per nilai nominal US$1.000 ke level 102 2332.
Yield surat utang acuan melanjutkan penurunannya setelah FBI menyatakan amplop yang ditujukan kepada Presiden Barack Obama kemungkinan berisik risin dan menyangkal bahwa ada penangkapan yang telah dilakukan pada pemboman Boston Marathon 15 April.
Saham-saham turun di tengah laporan Dow Jones bahwa Presiden Bundesbank Jens Weidman menyatakan Bank Sentral Eropa kemungkinan memangkas tingkat bunga jika perkembangan menjamin itu. Presiden Federal Reserve Bank St Louis James Bullard menyatakan penurunan lebih lanjut dalam inflasi bisa mendorong pembelian obligasi.
"Sentimen risiko adalah untuk risiko saat ini. sulit untuk melihat bagaimana pertumbuhan global akan menjadi kuat," kata Ira Jersey, Analis Suku Bunga pada Credit Suisse Group AG di New York seperti dikutip Bloomberg.
"Ini juga karena apa yang terjadi di Boston dan apa yang terjadi di Washington. Beberapa kejadian tersebut memercepat langkah kami," ujarnya.