BISNIS.COM, JAKARTA -- Gerakan Nasional Kakao Indonesia yang sempat dicanangkan oleh Kementerian Pertanian dan Dewan Kakao Indonesia dinilai kurang efektif dalam menambah jumlah produksi kakao.
"Lebih dari Rp1 triliun dianggarkan pemerintah tapi hasilnya tidak efektif untuk menambah pasokan kakao di Indonesia", ujar Zulhefi Sikumbang, Ketua Umum Asosiasi Kakao Indonesia (12/4/2013)
Dirinya menambahkan jika kesalahan pemerintah adalah kurangnya perhatian terhadap sektor penyuluhan. Kakao harus sering dirawat, berbeda dengan komoditas lain seperti sawit, karet, jagung, atau padi.
Hal tersebut disampaikan dalam press gathering tentang industri kakao di Jakarta Futures Exchange, The City Tower Lantai 20, Jl. MH. Thamrin 81 Jakarta.
Seperti diketahui Kementerian Pertanian dan Dewan Kakao Indonesia melalui Gerakan Kakao Indonesia berharap tahun depan Indonesia menjadi produsen biji kakao terbesar di dunia. Untuk itu, pemerintah akan menggenjot target produksi kakao menjadi 1,5 juta ton pada 2014.(msb)