BISNIS.COM, NEW YORK--Harga surat berharga negara AS menguat karena lemahnya data pekerjaan AS dari ekspektasi sehingga menambah spekulasi bahwa pertumbuhan ekonomi negara terbesar di dunia itu akan melambat.
Berdasarkan data Bloomberg, yield obligasi acuan anjlok terbesar dalam kurun 1 pekan sejak Agustus setelah payrolls tumbuh 88.000 pekerja bulan lalu, setidaknya dalam 9 bulan meski tingkat pengangguran menurun.
Yield obligasi 10 tahun turun 5 basis poin atau 0,05% ke level 1,71% pada pukul 5 sore waktu New York. Yield sempat menyentuh level 1,68%, level terendah sejak 12 Desember. Harga dari 2% surat utang yang jatuh tempo pada Februari 2023 naik 14/32 atau US$4,38 per nominal US$1.000 menjadi 102 1/2.
"Ini benar-benar menempatkan perlintasan ekonomi dalam pertanyaan," kata William Larkin, Manajer Pengelola Obligasi Cabot Money Management Inc seperti dikutip Bloomberg, Sabtu (6/5/2013).
"Ini membuat surat berharga sangat atraktif. Ini meletakkan pernyataan Fed pada tingkat yang lebih tinggi, laporan pekerja berikutnya akan menjadi sangat sensitif," tambahnya.
Yield obligasi telah turun karena indeks dari perusahaan penyewa dan industri jasa AS telah mengikuti perkiraan. Manajer investasi dan spekulan besar lainnya meningkatkan posisi net long dalam obligasi 5 tahun berjangka menjadi lebih dari 6 bulan tinggi.