BISNIS.COM, JAKARTA--PT Bakrie & Brother Tbk (BNBR) melaporkan pada kinerja perseroan tahun 2012 tercatat jumlah utang berkurang Rp4,27 triliun menjadi Rp6,44 triliun. Pada 2011 BNBR masih mencatatkan utang sebesar Rp10,71 triliun.
Direktur Keuangan BNBR Eddy Soeparno mengatakan bersamaan dengan penurunan utang itu, beban bunga juga ditekan dari sebelumnya Rp2 triliun pada 2011 menjadi Rp1,19 triliun pada 2012.
“Penurunan beban utang dan bunga pinjaman ini meringankan beban keuangan Perseroan sepanjang tahun 2012,” ujarnya dalam keterangan pers, Minggu (31/3/2013).
Bobby Gafur Umar, Direktur Utama & CEO BNBR, menuturkan manajemen tetap optimis tahun in mampu mencatatkan kinerja lebih baik. Laporan keuangan konsolidasian perseroan pada 2012 menunjukkan indikator-indikator finansial yang baik dan prospektif.
Perseroan berhasil mencatatkan perolehan pendapatan sebesar Rp15,48 triliun, serta meraup laba bersih senilai Rp354,87 miliar dan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp127,77 miliar.
Sepanjang 2012 lalu Perseroan berhasil menekan beban utang hingga 40%.
“Banyak catatan positif yang berhasil dibukukan oleh perseroan sepanjang tahun lalu, khususnya terkait dengan manajemen utang dan portofolio. Ini berkat kerja keras manajemen dan seluruh jajaran kerja BNBR,” kata Bobby.
Dia menambahkan, dengan kinerja yang cukup baik sepanjang 2012, perseroan tetap optimis akan mampu meningkatkan kemampuan finansialnya.
Beberapa indikator utama dalam laporan keuangan BNBR tahun 2012 memperlihatkan bahwa perseroan memang memiliki kesempatan dan kemampuan besar dalam meningkatkan kinerja.
“Net profit kami menunjukkan peningkatan. Jumlah revenue BNBR juga cukup signifikan. Dan penting untuk dicatat, pada tahun 2012 lalu kami berhasil menekan beban utang dalam jumlah yang sangat berarti,” ungkapnya.
Bobby juga menjelaskan, unit-unit usaha BNBR dalam beberapa tahun terakhir juga menunjukkan kinerja yang semakin baik, sehingga mampu memberikan kontribusi lebih signifikan terhadap pendapatan perseroan.
Pada 2012, unit-unit usaha perseroan menyumbang 66% dari total pendapatan BNBR, dengan nilai mencapai Rp10,11 triliun.
PT Bakrie Building Industries (BBI) dan PT Bakrie Tosanjaya (BTJ), disebut Bobby sebagai dua unit usaha Perseroan yang memiliki prospek sangat baik untuk terus dikembangkan.
“Industri bahan bangunan memiliki prospek sangat bagus, seiring dengan pertumbuhan industri properti dan konstruksi. Didukung juga dengan jumlah penduduk yang sangat besar dan daya beli kunsumen yang terus meningkat, kami sangat optimis, industri bahan bangunan di dalam negeri akan terus melaju,” kata dia.
Perusahaan yang memproduksi aneka jenis bahan bangunan di pabriknya di kawasan Jakarta Barat ini meraup laba bersih Rp39,2 miliar pada 2012, meningkat 62% dibanding perolehan laba tahun sebelumnya.
Nilai penjualan PT BBI pada 2012 tumbuh 45% mencapai Rp651 miliar dan ditargetkan tahun ini mencapai Rp873 miliar.
"Ini target yang sangat realistis, mengingat berbagai inisiatif yang sedang dilakukan untuk mendorong pertumbuhan usaha PT BBI,” kata Bobby.
PT Bakrie Tosanjaya (BTJ), unit usaha perseroan yang memproduksi komponen otomotif, juga memiliki prospek untuk berkembang sejalan dengan pertumbuhan industri otomotif nasional.
Perseroan secara serius memacu pertumbuhan bisnis divisi manufaktur komponen otomotif menjadi bidang usaha utama PT BTJ.
Dalam rangka pengembangan tersebut, menurut Bobby, perseroan belum lama ini telah menuntaskan proses akuisisi aset terkait dengan komponen otomotif yang dimiliki oleh salah satu anak kelompok usaha besar asal Korea Selatan yang beroperasi di Indonesia.
“Ya, sudah final, dengan dukungan pembiayaan dari perbankan nasional,” ujarnya.
PT BTJ selama ini tercatat sebagai produsen dan pemasok komponen beberapa merk mobil komersial. BTJ selama ini menjadi salah satu pemasok utama komponen untuk kendaraan niaga seperti Mitsubishi, Hino, Daihatsu dan Toyota.
Bakrie Tosanjaya mengalami pertumbuhan EBITDA sekitar 60% dibanding tahun 2011. Ini juga didukung oleh pasar mobil komersial yang rata-rata per tahun tumbuh 24%--26%.(28/yop)