JAKARTA--Indeks harga saham gabungan (IHSG) kembali mencetak rekor baru pada penutupan perdagangan sesi I hari ini, Senin (25/2), dengan penguatan 23,49 poin atau 0,51% ke level 4.674,62.
Di pihak lain, nilai tukar rupiah masih terdepresiasi terhadap dollar AS dengan pelemahan Rp4 atau 0,04% ke level Rp9.711 per dollar AS.
Sepanjang sesi I perdagangan pagi ini, indeks acuan Tanah Air itu bergerak pada kisaran 4.656,26-4.679,92.
Saham INCI tercatat sebagai saham yang teraktif diperdagangkan disusul kemudian saham BUMI.
Penguatan IHSG pada sesi I dipicu oleh penguatan semua sektor pembentuk IHSG yang dipimpin oleh sektor aneka industri.
Sebanyak 107 saham menguat, 96 saham melemah, 82 saham tak bergerak, dan 154 saham tak diperdagangkan.
Pergerakan IHSG pada sesi I ini sejalan dengan pergerakan mayoritas bursa Asia seperti ASX 200 +0,76%, STI +0,07%, Nikkei 225 +1,98%, dan Hang Seng +0,01%.
Frekuensi perdagangan di pasar reguler pada sesi I tercatat 100.118 kali dengan 7,1 juta lot saham senilai Rp2,77 triliun.
Investor asing tercatat melakukan transaksi beli sebesar Rp2,07 triliun dengan transaksi jual sebesar Rp2,29 triliun.
Berikut data pasar selengkapnya:
Saham Pencetak Untung Terbesar:
* PT Lion Metal Works Tbk (LION) +Rp600 ke Rp14.000
* PT Nipress Tbk (NIPS) +Rp600 ke Rp5.100
* PT Mayora Indah Tbk (MYOR) +Rp450 ke Rp23.200
Saham Pencetak Rugi Terbesar:
* PT Gudang Garam Tbk (GGRM) -Rp600 ke Rp49.950
* PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) -Rp450 ke Rp72.500
* PT Indosat Tbk (ISAT) -Rp250 ke Rp6.350
IHSG Sesi I Cetak Rekor Baru Di 4.674,62
JAKARTA--Indeks harga saham gabungan (IHSG) kembali mencetak rekor baru pada penutupan perdagangan sesi I hari ini, Senin (25/2), dengan penguatan 23,49 poin atau 0,51% ke level 4.674,62. Di pihak lain, nilai tukar rupiah masih terdepresiasi terhadap
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
1 jam yang lalu
Menakar Nasib Spektrum Frekuensi Merger FREN dan EXCL
3 jam yang lalu