JAKARTA: PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) berniat menerbitkan Pefindo Beta Saham kurang dari sebulan ke depan untuk mendukung pasar saham dan meningkatkan ragam layanannya.
"Kami berniat membuat Pefindo Beta Saham dan pendirian kredit biro swasta sebagai program pengembangan 2013," ujar Ronald T.A. Kasim, Direktur Utama Pefindo dalam media forum hari ini (13/2/2013).
Direktur Pefindo Yose Rizal mengatakan Pefindo Beta Saham merupakan riset untuk menilik saham sehingga memudahkan dan mendidik investor saham agar lebih paham dalam bertransaksi dan tidak mengandalkan rumor pasar saja.
"Nanti tidak hanya investor besar yang punya fasilitas untuk bertransaksi, tetapi juga investor ritel," kata Yose.
Dia mengatakan saham yang bisa diriset betanya secara gratis itu ada sekitar 417 saham dari total jumlah emiten ekuitas yang tercatat di PT Bursa Efek Indonesia. Jumlah itu adalah perusahaan yang sudah memenuhi dua kriteria, yaitu sudah tercatat 36 bulan dan tidak disuspen dalam 10 hari terakhir.
Yose menuturkan saat ini izin dari otoritas bursa tinggal menunggu hari, padahal rencananya sudah terbit tahun lalu. Namun, akibat lamanya pengujian data maka rencana itu mundur.
Saat ini, Pefindo sudah memiliki layanan penilaian ekuitas sebagai salah satu lini bisnis sekaligus bentuk dukungan terhadap pasar modal, yaitu penerbitan Indeks Pefindo-SME 25. Indeks itu berisi 25 saham berkapitalisasi kecil-menengah yang harga sahamnya juga dinilai Pefindo secara berkala.
Pefindo merupakan satu dari tiga perusahaan pemegang izin lembaga pemeringkat kredit yang terdaftar di Indonesia. Selain Pefindo, pemeringkat lain adalah PT Fitch Ratings Indonesia dan PT ICRA Indonesia.
Jasa pemeringkatan dibutuhkan terutama sebagai salah satu prasyarat wajib bagi penerbitan obligasi oleh korporasi di pasar modal dalam negeri.
Ronald juga mengatakan perusahaan memprogramkan pendirian perusahaan kredit biro swasta tahun depan tetapi sudah memulai persiapan tahun ini. Perusahaan itu akan menjadi pusat data bagi individu pengusaha dan usaha menengah yang dapat dimanfaatkan pelaku industri keuangan.
Pefindo, tuturnya, juga menjajaki kerja sama dengan kredit biro luar negeri untuk mewujudkan keinginan tersebut.
"Saat ini masih dijajaki, supaya tidak mulai dari nol. Ini juga mengantisipasi peraturan Bank Indonesia tentang izin kredit biro."
Dia mengatakan nantinya perusahaan akan menyiapkan diri selama 12 bulan setelah peraturan otoritas perbankan itu keluar.
Di sisi lain, menurutnya sejak tahun lalu, perusahaan juga sudah mulai memeringkat badan usaha milik negara (BUMN) sesuai dengan himbauan Kementerian Negara BUMN agar perusahaan negara diperingkat, meskipun tanpa ada rencana perbitan obligasi.
BUMN yang sudah diperingkat Pefindo ada 33 perusahaan dan sedang dalam proses pemeringkatan kepada 19 perusahaan lain. Dari 33 perusaahana itu, sebanyak 27 riset BUMN sudah dipublikasikan.
(faa)