JAKARTA—Realisasi pendapatan PT Exploitasi Energi Indonesia Tbk hingga akhir tahun ini diperkirakan sebesar Rp1,2 triliun atau naik 9,09% dari kinerja tahun lalu Rp1,1 triliun.
Direktur Keuangan Danar Wihandoyo perkiraan angka realisasi tersebut didasarkan pada realisasi hingga kuartal III/2012.
"Revenue itu berasal dari volume penjualan batu bara yang sampai akhir tahun sebesar 1,4 juta ton," katanya dalam paparan publik hari ini, Kamis (20/12/2012).
Pada tahun depan, sambungnya, perseroan menargetkan volume penjualan batu bara sebesar 3,6 juta ton. "View terhadap revenue belum bisa diberikan karena menunggu report konsolidasi hasil PUT II yang baru selesai Januari," tuturnya.
Sepanjang 9 bulan pertama tahun ini emiten berkode CNKO itu membukukan volume penjualan batu bara sebesar 1,2 juta ton dengan pendapatan sebesar Rp896,67 miliar. Sebagian besar pendapatan perseroan masih disumbang oleh bisnis perdagangan batu bara dan sisa 5% didapat dari bisnis PLTU dan infrastruktur terminal batu bara.
Seiring transformasi bisnis yang dilakukan persroan berencana membangun PLTU berkapasitas 2x300 MW di Sumatera Selatan senilai US$1,2 miliar.
Di samping itu, perseroan juga mengembangkan tiga unit pembangkit listrik dengan kapasitas masing-masing 2x7 MW, di tiga lokasi, yaitu Pangkalan Bun (Kalimantan Tengah), Rengat (Riau), dan Tembilahan (Riau).
Untuk PLTU di Pangkalan Bun, perseroan akan meningkatkan kapasitas menjadi 2x50 MW. Selain itu, perusahaan ini juga akan meningkatkan kapasitas PLTU yang ada di Rengat dan Tembilahan meski belum menyebutkan angka pastinya.
Selama ini, perseroan masih mengandalkan pendapatan dari penjualan batu bara untuk pasokan domestik yaitu kepada PLN. Ada 26 kontrak dengan PLN berupa letter of intent dan 9 diantaranya sudah meningkat menjadi perjanjian jual beli batu bara (PJBB).
Namun kini perseroan juga akan berperan sebagai penyedia energi listrik di Indonesia yang mana telah terikat kontrak selama 25 tahun dengan PLN. (sut)