Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HARGA SAWIT: Ekspor dari Malaysia turun, Indonesia siap ambil alih

JAKARTA: Harga minyak sawit di Kuala Lumpur turun untuk 3 bulan berturut-turut seiring dengan prediksi industri sawit bahwa ekspor dari Malaysia akan turun pada Juli, menandakan peralihan ke produk ekspor dari Indonesia.

JAKARTA: Harga minyak sawit di Kuala Lumpur turun untuk 3 bulan berturut-turut seiring dengan prediksi industri sawit bahwa ekspor dari Malaysia akan turun pada Juli, menandakan peralihan ke produk ekspor dari Indonesia.

Harga kontrak minyak sawit untuk pengiriman Oktober turun 1,6% menjadi 2.958 ringgi (US$941) per metrik ton di Bursa Derivatif Malaysia dan sempat menyentuh 2.967 ringgit pada jeda siang. Penurunan harga kontrak minyak sawit selama bulan Juli diperkirakan mencapai 1,8%.

Sementara itu, harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) untuk pengiriman Oktober di Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia mencapai Rp8.825 per kg di Jakarta pada Selasa (31/7), turun 2,5% dari Rp9.050 pada penutupan hari sebelumnya.

Lembaga survei Intertek mengatakan ekspor dari Malaysia turun 15% menjadi 1,23 juta ton pada Juli dibandingkan Juni. Sementara itu, survei Bloomberg terhadap 5 pelaku industri memprediksi ekspor dari Indonesia naik 23% menjadi 1,4 juta ton pada Juli dibandingkan 1,14 juta ton pada Juni, karena produsen mengambil untung dari penurunan pajak ekspor.

Tiga responden dalam survei tersebut juga memperkirakan produksi Indonesia akan turun 5% menjadi 2 juta ton. Namun, mereka tidak menyebutkan perkiraan jumlah stok yang tersedia.

 “Harga turun karena ekspor Malaysia menyusut setelah Indonesia mengambil alih pangsa pasar,” ujar Paramalingam Supramaniam, direktur Pelindung Bestari Sdn.

Pejabat pemerintah mengatakan Malaysia berencana menaikkan kuota ekspor bebas bea untuk CPO sebesar 2 juta ton untuk mendorong harga lokal. Negara produsen sawit kedua terbesar dunia itu berupaya mengatasi perlambatan ekspor setelah Indonesia memangkas pajak ekspor pada Oktober.

 “Mulai Agustus, India akan membeli lebih banyak dari Malaysia, karena tambahan kuata 2 juta ton tersebut. Ekspor akan meningkat dan akan mendorong harga,” ujar Sandeep Bajoria, CEO pialang Sunvin Group di Mumbai.

Harga kedelai untuk pengiriman November turun 0,3% menjadi US$16,39 per bushel di Chicago Board of Trade. Pada saat yang sama, harga minyak kedelai untuk pengiriman Desember turun 0,6% menjadi 53,08 sen per pon. Minyak sawit dan minyak kedelai sama-sama digunakan sebagai bahan pangan dan bahan bakar.

Sementara itu, harga minyak sawit untuk pengiriman Januari naik 0,2% menjadi 7.866 yuan (US$1.233) per ton di Dalian Commodity Exchange. Harga minyak kedelai untuk pengiriman bulan yang sama turun 0,3% menjadi 9.500 yuan per ton.

Harga minyak sawit di Malaysia, yang merupakan acuan harga global, telah naik 4,7% dari level terendah 8 bulan pada Juni akibat harga kedelai di Chicago bereli ke level tertinggi setelah kekeringan di AS. Indonesia, produsen sawit terbesar dunia, memangkas bea ekspor menjadi 15% pada Juli dibandingkan 19,5% pada Juni.(mmh)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nurul Hidayat

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper