JAKARTA Mata uang Asia menguat setelah Jerman dan Italia berjanji menjaga euro, sementara ada spekulasi Federal Reserve akan mengambil kebijakan untuk merangsang ekonomi AS.
Won Korea Selatan mencapai level terkuat 12 pekan setelah Kanselir Jerman Angela Merkel dan Perdana Menteri Italia Mario Monti mengatakan dukungan mereka terhadap pendekatan Presiden European Central Bank (ECB) Mario Draghi untuk melawan krisis utang wilayah Eropa.
Sementara itu The Fed akan mengadakan rapat pada Selasa 1 Agustus 2012 setelah laporan menunjukkan ekonomi AS melambat pada kuartal kedua akibat berkurangnya belanja konsumen.
“Dengan perkembangan di Eropa dan ekspektasi sebelum rapat the Fed, ada sentimen berisiko di pasar. Eksportir menjual dolar untuk menukar pendapatan luar negeri di akhir bulan sehingga dapat membantu penguatan won,” ujar Cho Young Bok, pialang valas di Daegu Bank Seoul.
Menurut data yang dikompilasi Bloomberg, won menguat 0,2% menjadi 1.136,25 per dolar AS pada pukul 10:55 di Seoul. Dolar Taiwan juga naik 0,2% menjadi NT$30,05 per dolar AS dan ringgit Malaysia menguat 0,1% menjadi 3,1507 per dolar AS.
Indeks Bloomberg-JPMorgan Asia Dollar - yang mencatat mata uang regional Asia - sedikit berubah setelah sempat turun 0,1% sejak 30 Juni. Volatilitas 60 hari indeks itu turun 1 basis poin menjadi 3,84%. Sementara itu, indeks saham MSCI Asia Pacific naik selama 3 hari berturut-turut.
Yuan China menguat 0,04% menjadi 6,3781 per dolar AS di Shanghai. Bank Sentral China menetapkan kurs referensi di 6,3303, menguat untuk hari ketiga. (Bloomberg/yus)