KUALA LUMPUR: Harga minyak sawit sedikit berubah di tengah spekulasi melimpahnya produksi Malaysia, pemasok terbesar kedua setelah Indonesia sehingga meredakan kekhawatiran kekurangan pasokan tahun ini.
Berdasarkan survei Bloomberg, produksi minyak kelapa sawit (crude palm oil/ CPO) diprediksi naik 8,7% menjadi 1,5 juta ton, level tertinggi sejak November, dari 1,38 juta ton pada Mei.
Stok CPO tercatat sebesar 1,77 juta ton, tidak banyak berubah dari posisi Mei sebesar dari 1,76 juta. Dewan Sawit Malaysia menyebutkan ekspor CPO naik 5% menjadi 1,47 juta ton. Dewan tersebut dijadwalkan merilis data terbaru pada 10 Juli.
“Peningkatan produksi sudah diprediksi tetapi secara tahunan masih tercatat penurunan sehingga orang harus waspada karena ekspor kami [Malaysia] tidak sekuat yang diperkirakan sebelum bulan puasa atau Ramadan,” ujar Ivy Ng, analis di CIMB Group Holdings Bhd di Kuala Lumpur.
Menurutnya, telah muncul kekhawatiran bahwa permintaan dapat turun akibat melambatnya pertumbuhan ekonomi di China sebagai pengguna minyak goreng terbesar di dunia serta krisis di Eropa.
Ekspor biasanya naik sebelum Ramadan ketika konsumsi bahan pokok meningkat karena umat Muslim berbuka puasa dengan tingkat konsumsi yang meningkat. Ramadan datang pada pekan ketiga bulan Juli tahun ini. Survei Intertek pada 30 Juni mengatakan ekspor dari Malaysia naik 4,9% menjadi 1,45 juta ton bulan lalu.(07/yus)