JAKARTA: BUMN asuransi PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja mengalokasikan Rp9-Rp10 triliun untuk emisi baru obligasi korporasi tahun ini dari total rencana investasi obligasi Rp12 triliun.
Direktur Investasi Jamsostek Elvyn G Masassya mengatakan alokasi investasi yang besar untuk initial public offering (IPO) obligasi korporasi baik BUMN maupun swasta tersebut dilakukan seiring menariknya tingkat kupon yang ditawarkan ketimbang lelang surat utang negara (SUN).
"Alokasi investasi untuk membeli SUN hanya sekitar Rp2 triliun-Rp3 triliun," katanya saat ditemui disela-sela acara ASEAN Conference 2012 di Kuala Lumpur Malaysia, Rabu 14 Juni.
Per Mei 2012, dia menjelaskan realisasi pembelian obligasi baru baik SUN maupun obligasi korporasi telah mencapai Rp4,5 triliun.
Lebih lanjut, dia mengutarakan realiasi investasi Jamsostek dalam lima bulan terakhir masih sejalan dengan rencana bisnis perseroan pada tahun ini baik untuk investasi obligasi, saham, reksa dana, time deposite, properti, maupun penyertaan.
"Dari sisi aset kelolaan, sampai posisi Mei sudah sekitar Rp119 triliun sedangkan untuk hasil investasi sudah mencapai Rp5,7 triliun," terangnya.
Hingga akhir tahun ini, menurutnya, Jamsostek menargetkan perolehan aset kelolaan mencapai Rp125 triliun dan Rp12,2 triliun untuk hasil investasi.
"Dengan pencapaian hingga Mei, kami berharap sampai Juni realisasi aset kelolaan dan hasil investasi bisa di atas 50% dari target tahun ini," ujarnya.
Saat ini, tutur Elvyn, porsi terbesar penempatan dana masih pada portofolio obligasi yang mencapai 43% dari total dana kelolaan, lalu 21% pada saham, 30% pada deposito berjangka, sekitar 8% pada reksa dana, dan sisanya pada properti dan penyertaan.
Terkait dengan gejolak di pasar saham dan obligasi yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir, dia mengatakan perseroan memiliki beberapa strategi dalam mengelola portofolio investasinya agar tetap memeroleh return maksimal.
"Di pasar saham kami orientasinya mid long term. Artinya, kalau harga saham lagi tertekan, kami malah beli untuk dipegang dalam jangka menengah panjang," tuturnya.
Dengan strategi tersebut, dia mengatakan posisi portofolio di saham per Mei meningkat signifikan dibandingkan dengan posisi akhir tahun lalu.
"Dari sisi persentase memang tidak jauh berbeda karena kami punya ketentuan alokasi saham 18%-20% dari total portofolio tapi dari sisi nilai meningkat hampir Rp1 triliun karena aset meningkat tentu nilai saham pun meningkat," jelasnya.
Adapun di pasar obligasi, sambung Elvyn, Jamsestek aktif melakukan trading jangka pendek dalam rangka memaksimalkan capital gain di tengah tren penurunan tingkat yield.
"Sebagian yang yieldnya masih bagus, kami tetap pegang untuk jangka menengah panjang," ujarnya.
Pada tahun lalu, hasil investasi BUMN asuransi itu mencapai Rp11,5 triliun, naik 6,28% dari posisi akhir 2010 yang sebesar Rp10,82 triliun.
Hasil investasi itu diperoleh dari dana kelolaan yang mencapai Rp115 triliun pada akhir 2011. Jumlah tersebut nmaik 16,16% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp99 triliun.
Dari dana tersebut, perseroan mengalokasikan investasi portofolio obligasi 42%-46%, deposito berjangka 28%-32%, saham 18%-22%, reksa dana 4%-8%, dan sisanya pada properti. (Bsi)
ARTIKEL MENARIK LAINNYA >>>
- INDONESIAN IDOL 2012: Hasil Eliminasi Babak Sektakuler The Fantastic Four
- EURO 2012: PORTUGAL And NETHERLANDS Need To Win To Advance
- OBITUARI: OM LIEM & Mochtar Riady Dirikan BCA Dalam 4 Jam
- TIGER WOODS Shares Lead Heading Into US Open Weekend Play
- EURO 2012: Hasil Dan Prediksi Pertandingan Babak Penyisihan
- WHO's Cancer Agency: Diesel Fumes Cause Cancer
- PEKAN RAYA JAKARTA: The Body Shop Beri Diskon Hingga 50%
- RUTE SOLO-KL Mau Dihapus, JOKOWI Rayu Air Asia
- DAHLAN ISKAN: Negosiasi Ulang Kontrak Pertambangan Jalan Terbaik
- MUSIK ONLINE—Tantang Apple, Amazon Mulai Layanan Cloud Musik