JAKARTA: PT Bentoel Internasional Investama Tbk mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) pada tahun ini sebesar Rp450 miliar, naik 28,57% dari Rp350 miliar pada tahun lalu.Sejak resmi mengakuisisi 85% saham Bentoel dari Grup Rajawali pada pertengahan 2009, British American Tobacco (BAT) telah mengalokasikan dana investasi sebesar Rp1 triliun.Direktur Keuangan Bentoel Internasional Andre Williem Joubert menjelaskan capex tersebut digunakan untuk membiayai pengembangan infrastruktur, memperbaiki kantor cabang di daerah, dan memperbarui mesin dengan teknologi tinggi."Kami memiliki fasilitas pinjaman bank yang terus diperpanjang. Negosiasi dengan bank tidak masalah karena leverage kami memungkinkan," katanya, Kamis (7/6).Seiring dengan masih besarnya kebutuhan capex tersebut, emiten berkode RMBA itu memutuskan tidak membagi dividen tahun buku 2011. Padahal untuk tahun buku 2010, perseroan membagikan dividen sebesar Rp188,2 miliar atau Rp26 per saham. Sebesar Rp301,9 miliar dari laba bersih yang diperoleh akan ditempatkan sebabagai laba ditahan untuk kebutuhan modal kerja perseroan.Hingga saat ini, terangnya, realisasi capex perseroan baru sekitar Rp4 miliar berupa pembelian aset. "Kebanyakan capex kami untuk mendanai proyek yang pembayarannya baru meningkat mulai kuartal kedua dan seterusnya," terangnya.Direktur Bentoel Internasional Chrisdianto Tedjawidjaja menambahkan perseroan ke depan akan agresif mempertahankan pertumbuhan dengan fokus pada produk premium seperti Dunhill Mild dan Lucky Strike."Kontribusi produk premium saat ini masih kecil yaitu tidak lebih dari 15% dari total penjualan, mungkin ke depan angka ini bisa berubaha jika melihat perkembangan pemasaran Dunhill Mild yang baru beberapa minggi di luncurkan," tuturnya.Presiden Direktur Bentoel Jason Fitzgerald Murphy menambahkan strategi pengembangan produk premium sekaligus sebagai upaya untuk mempertahankan margin keuntungan di tengah kebijakan cukai pemerintah."Kami ciptakan nilai dari sebuah merek agar saat kami memberikan harga tinggi, konsumen tetap menerimanya," jelasnya.Menurutnya, kebijakan cukai merupakan hal wajar karena hampir semua pemerintahan menerapkan kebijakan tersebut. "Makanya kami akan fokus rebuilding untuk creat value to brand," ujarnya.Sepanjang tahun lalu, Bentoel tercatat membukukan pertumbuhan laba sebesar 39,97% menjadi Rp305,99 miliar pada dari Rp218,62 miliar pada 2010.Adapun pendapatan perseroan dilaporkan naik 13,1% menjadi Rp10,07 triliun. Produsen rokok yang sekarang menjadi bagian dari British American Tobacco Group itu saat ini tercatat sebagai produsen rokok terbesar keempat di Indonesia dengan pangsa pasar sekitar 8%.Namun per 31 Maret 2012, perseroan menderita kerugian sebesar Rp35,58 miliar dari sebelumnya untung sebesar Rp111,67 miliar pada periode yang sama 2011. Rugi bersih tersebut disebabkan oleh penurunan pendapatan dan kenaikan beban pokok penjualan.Pendapatan bersih perseroan per kuartal I/2012 tercatat turun Rp1 miliar menjadi Rp2,23 triliun sedangkan beban pokok penjualan perseroan naik 8,93% menjadi Rp1,87 triliun dari Rp1,71 triliun pada periode yang sama 2011.Akibatnya, laba kotor perseroan turun 29,54% menjadi Rp365,09 miliar dari Rp518,12 miliar pada kuartal I/2011. Margin laba kotor perseroan dilaporkan turun menjadi 16,35% dari sebelumnya 23,19%.(api)
ARTIKEL LAINNYA:
KANAL PILIHAN: