Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Krisis Eropa bakal tekan ekspor kopi Jateng

SEMARANG: Krisis keuangan yang melanda di Eropa berpotensi menekan ekspor kopi produk para petani di Jateng tahun ini, menyusul lesunya permintaan kalangan buyer terhadap sejumlah komoditas, termasuk kopi. Wakil Ketua Asosiasi Ekspor Kopi Indonesia

SEMARANG: Krisis keuangan yang melanda di Eropa berpotensi menekan ekspor kopi produk para petani di Jateng tahun ini, menyusul lesunya permintaan kalangan buyer terhadap sejumlah komoditas, termasuk kopi. Wakil Ketua Asosiasi Ekspor Kopi Indonesia (AEKI) Jateng Moelyono Soesilo mengatakan para petani dan eksportir kopi kini mulai mencemaskan terhadap krisis Eropa yang semakin memburuk, karena mengakibatkan sejumlah buyer menahan pembelian, bahkan tidak sedikit yang membatalkan pemesanan. “Kalau dari permintaan terasa pengaruhnya. Kita biasa panen April-Mei, sedangkan Januari mulai mengalir permintaan/pemesanan. Namun, sampai sekarang belum ada order permintaan dari kalangan buyer itu,” ujarnya, hari ini. Berdasarkan data AEKI, penurunan ekspor kopi Jateng mulai terasa sejak November 2011 hingga anjlok menjadi 808,15 ton atau di bawah rata-rata ekspor per bulan sebanyak 947,14 ton. Bahkan pada Desember 2011, ekspor terjun lagi hanya 676,44 ton. Namun, Moelyono belum dapat memprediksi seberapa besar penurunan ekspor kopi, karena pengaruh sentimen negatif terhadap penanganan krisis utang di Benua Biru itu. Padahal, lanjutnya, kawasan itu termasuk Jerman dan Italia menjadi pasar terbesar dunia dan selama ini mampu menyerap 12% dari total ekspor kopi Indonesia atau berada pada urutan ketiga setelah Amerika Serikat dan Jepang. Kalaupun ada permintaan, pasar Eropa kini beralih ke jenis kopi bermutu rendah dengan harga lebih murah, seperti kopi asal Lampung atau Vietnam. Sementara Jateng selama ini sebagaian  besar berproduksi kopi berkulitas tinggi (grade I-II) dengan harga lebih tinggi. “Saya belum bisa perkirakan penurunan ekspor kopi Jateng, mengingat masa panen masih akan berlangsung tiga –empat bulan lagi,” tuturnya. Dia menuturkan permintaan yang semakin lesu pada awal tahun ini juga dipengaruhi oleh spekulasi buyer yang “menunggu” harga kopi turun, akibat krisis yang berlarut-larut.(api)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Editor
Sumber : Sri Mas Sari

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper