Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wilmar masih akan genjot bisnis gula

JAKARTA: Wilmar International Ltd, raksasa komoditas global milik duet Willam Kuok (Malaysia) dan Martua Sitorus (Indonesia), masih akan melanjutkan ekspansinya di bisnis gula tahun ini.

JAKARTA: Wilmar International Ltd, raksasa komoditas global milik duet Willam Kuok (Malaysia) dan Martua Sitorus (Indonesia), masih akan melanjutkan ekspansinya di bisnis gula tahun ini.

Hal tersebut terungkap dalam dokumen presentasi Chief Financial Officer Wilmar Ho Kiam Kong per 9 Januari 2012 kepada investor di Bursa Efek Singapura yang diperoleh Bisnis hari ini."Tahun ini perseroan kembali mengalokasikan belanja modal US$1 miliar untuk ekspansi bisnis gula dan empat segmen bisnis lainnya," jelas Ho dalam dokumen tersebut.Keempat segmen lain yang dimaksud Ho adalah perkebunan dan pengolahan minyak sawit mentah, produk turunan sawit & minyak kelapa, produk turunan kelapa & biji-bijian, serta produk konsumer. Seperti diketahui, gula adalah segmen bisnis baru Wilmar yang mulai digarap serius sejak semester II/ 2010. Saat itu, Wilmar mencaplok 100% saham tiga perusahaan di bisnis manis tersebut.Ketiga perusahaan itu yakni produsen gula terintegrasi terbesar di Australia Sucrogen Ltd, produsen gula rafinasi PT Jawamanis Rafinasi, dan broker gula di Singapura, Windsor & Brook Trading.Di Indonesia, Wilmar juga masuk ke proyek food estate Merauke dan membentuk usaha patungan dengan Elevance Renewable Sciences Inc (Inggris) guna membangun pabrik biorefinery di Surabaya.Strategi pertumbuhan anorganik tersebut kembali ditempuh pada tahun berikutnya dengan mengakuisisi produsen gula rafinasi PT Duta Sugar International senilai US$105 juta.Belum cukup, akhir Desember lalu Wilmar juga menuntaskan akuisisi salah satu pabrik gula terbesar di Australia, Proserpine Cooperative Sugar Milling Association Ltd senilai US$122 juta.Pada kuartal III/2011, bisnis gula Wilmar menyumbang laba sebelum pajak US$56 juta dengan pendapatan US$1,3 miliar. Posisi itu berkontribusi 13% terhadap total laba bersih sebelum pajak.Dalam periode tiga bulan Juli-September itu, volume penjualan gulanya tercatat 1,3 juta metrik ton. dengan daerah pemasaran yang tersebar mulai dari Australia, Selandia Baru, dan Indonesia. (Bsi)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper