Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

 

SINGAPURA: Nilai tukar yen dan dolar melemah terhadap mitra utamanya sejalan dengan saham Asia yang memperpanjang reli global, melemahkan permintaan untuk mata uang paling aman itu.
 
Yen menyentuh level terendahnya dalam empat minggu terhadap dolar setelah Menteri Keuangan Juni Azumi mengatakan dia melanjutkan upaya untuk mempertahankan nilai tukar pada tingkat yang tepat. 
 
Sementara itu, euro menguat untuk hari kedua terhadap yen sejalan kepala keuangan Eropa mempersiapkan diri untuk bertemu hari ini guna mencari resolusi untuk krisis utang di kawasan itu. Won naik setelah Korea Selatan mencatat surplus neraca perdagangan.
 
"Dalam lingkungan yang berani mengambil risiko, dolar AS dan yen adalah dua mata uang yang akan melemah," kata Thomas Averill dari Rochford Modal di Sydney. 
 
Yen turun 0,4% menjadi 104,31 per euro pada pukul 6:42 di London. Mata uang Jepang itu turun 0,1% menjadi 78,05 per dolar dan menyentuh 78,29, terlemah sejak 2 November. 
 
Yen telah menguat 9,5% selama enam bulan terakhir, kinerja terbaik di antara 10 mata uang negara maju yang dilacak dalam Indeks Korelasi-tertimbang Bloomberg. Adapun greenback kehilangan 0,3% menjadi US$1,3363 per euro. 
 
Turunnya dua mata uang safe haven itu sejalan Indeks MSCI Asia Pacific saham regional yang naik 1,8%, setelah Indeks Standard & Poor 500 melonjak 2,9% di New York kemarin.
 
Intervensi yen
 
Azumi mengatakan di parlemen di Tokyo hari ini bahwa volatilitas yen tengah tinggi. "Saya ingin melanjutkan upaya saya untuk menjaga tingkat mata uang sedikit lebih tepat."
 
Komentar Azumi itu keluar setelah hampir satu bulan sebelumnya Jepang melakukan intervensi ketiga di pasar tahun ini untuk membendung penguatan mata uang yang mengancam ekspor, sektor yang diharap memimpin pemulihan ekonomi.
 
Yen mencapai rekor tertinggi pascaperang pada 75,35 per dolar pada 31 Oktober, memacu pemerintah untuk menjual 8 triliun yen (US$103 miliar) pada saat itu, sebuah angka tertinggi untuk suatu operasi pasar. (ln)
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Editor
Sumber : Taufikul Basari/Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper