Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

 

JAKARTA: Rupiah diperdagangkan pada level terlemah dalam 17 bulan terakhir di tengah kekhawatiran krisis utang Eropa yang berlarut-larut akan melandaikan permintaan aset keuangan dari pasar negara berkembang.
 
Rupiah hari ini ditutup pada 9.110 per dolar atau turun 0,7% dari penutupan sebelumnya pada 9.045. Berdasar data Bloomberg rupiah dibuka pada 9.133 per dolar dan sempat menyentuh 9.183, level terlemah sejak Juni 2010. 
 
Sementara itu, data kurs tengah BI mencatat rupiah pada 9.035 per dolar, tidak berubah dari penutupan kemarin.
 
Rupiah tertahan dari penurunan lebih kuat karena adanya spekulasi bank sentral melakukan intervensi. Menurut analis mata uang Bank Commonwealth Mika Martumpal, Bank Indonesia melangkah ke pasar untuk mengekang penurunan lebih lanjut. 
 
Pada saat yang sama Indeks MSCI Asia Pacific atas saham regional meluncur sejalan naiknya biaya pinjaman tiga bulan Spanyol lebih dari dua kali lipat pada lelang Senin lalu.
 
"Investor khawatir bahwa krisis utang Eropa akan memburuk karena meningkatnya biaya pinjaman regional," ujar Martumpal. Menurutnya penurunan itu terkait sentimen pasar.
 
Deputi Gubernur Hartadi Sarwono mengatakan Bank Indonesia akan tetap berada di pasar untuk mengurangi volatilitas nilai tukar rupiah. 
 
Data Kementrian Keuangan mennjukkan kepemilikan asing pada utang pemerintah Indonesia Rp219,55 triliun (US$24,3 miliar) pada 21 November, hampir 1% lebih rendah dari seminggu sebelumnya. (arh)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Editor
Sumber : Taufikul Basari

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper