Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OPEC+ Berencana Pangkas Produksi, Harga Minyak Menghijau

Harga minyak mentah kembali menghijau setelah megalami penurunan dalam beberapa sesi terakhir karena pertumbuhan prospek bahwa produsen OPEC dan sekutunya akan membicarakan tentang pemangkasan produksi pada pertemuan bulan depan.
Prediksi Harga Minyak WTI/Reuters
Prediksi Harga Minyak WTI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah kembali menghijau setelah megalami penurunan dalam beberapa sesi terakhir karena pertumbuhan prospek bahwa produsen OPEC dan sekutunya akan membicarakan tentang pemangkasan produksi pada pertemuan bulan depan.

Harga minyak mentah rebound setelah sejumlah sumber menuturkan bahwa Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya akan mendiskusikan kembali untuk melakukan pemangkasan produksi hingga 1,4 juta barel per hari, jumlah lebih besar dari yang pernah disebutkan sebelumnya.

Harga minyak mentah Brent pada perdagangan Rabu (14/11) tercatat naik 0,37 poin atau 0,57% menjadi US$65,84 per barel setelah sempat naik 1,18 poin ke US$66,65 per barel pada sesi yang sama. Sepanjang 2018, harga minyak Brent sudah mengalami penurunan 1,54%.

Adapun, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) ikut terkerek tipis 0,07 poin atau 0,13% ke US$55,76 per barel setelah sempat naik 0,6 poin ke US$56,29 per barel pada sesi yang sama. Minyak WTI tercatat mengalami penurunan harga hingga 7,71% secara year-to-date (ytd).

Sejak pertengahan Oktober, harga Brent sudah mengalami penurunan hingga 17,5% karena adanya kekhawatiran akan pertumbuhan pasokan yang terus menerus dan perlambatan tingkat permintaan. Penurunan tersebut menjadi yang terbesar sejak harga minyak anjlok pada 2014.

Analis pialang Phillip Futures di Singapura Benjamin Lu menuturkan bahwa harga minyak saat ini tersedot dan tenggelam dalam tekanan sentimen bearish.

“Pasar minyak kini tertekan dari dua sisi, kenaikan cadangan minyak dari OPEC, Rusia, dan produsen lain, serta tumbuhnya kekhawatiran akan perlambatan pertumbuhan ekonomi global yang akan membuat permintaan menurun,” paparnya, dikutip dari Reuters, Rabu (14/11).

Departemen Energi Energy Information Administration (EIA) AS mencatatkan produksi minyak mentah dari tujuh teluk utama di Amerika Serikat diperkirakan mencapai rekor sebanyak 7,49 juta barel per hari pada Desember mendatang.

Lonjakan produksi minyak mentah onshore telah membantu keseluruhan produksi minyak mentah AS mencapai rekor di 11,6 juta barel per hari dan membuat AS menjadi produsen minyak terbesar di dunia, melampaui Rusia dan Arab Saudi.

Kebanyakan analis memprediksi produksi minyak AS merangkak hingga melampaui 12 juta barel per hari pada semester I/2019. Kenaikan produksi minyak AS yang melimpah itu akan memberikan kontribusi besar pada kenaikan cadangan minyak mentah dunia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper