Bisnis.com, JAKARTA - Sebanyak tujuh emiten kapal berhasil membukukan peningkatan laba bersih yakni BLTA, HITS, NELY, PSSI, SHIP, TPMA, dan TCPI. Adapun, tiga emiten yaitu RIGS, TMAS, dan TRAM, mencatatkan rebound dari sebelumnya rugi bersih per Juni 2017 menjadi membukuan laba pada semester I/2018.
Adapun, sejumlah lima perusahaan masih membukukan rugi bersih per Juni 2018. Namun, kerugian APOL dan WINS berkurang dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Emiten logistik pelayaran yang baru saja melantai di bursa saham domestik pada 6 Juli 2018 Transcoal Pacific membukukan pendapatan senilai Rp656,9 miliar selama semester I/2018, meningkat 46,4% dibandingkan dengan pendapatan peseroan pada semester I/2017 (yoy).
Berdasarkan keterangan resmi perseroan, emiten dengan sandi TCPI tersebut membukukan kenaikan pendapatan yang cukup signifikan dari proyek baru 2018 yang nilainya meningkat 25%, kenaikan harga jasa, dan peningkatan volume angkut dari project existing.
Analis FAC Sekuritas Wisnu Prambudi Wibowo menyampaikan menyampaikan secara umum ada dua hal yang memengaruhi kinerja emiten pelayaran nasional yang mulai positif pada tahun ini. Pertama, pemulihan harga batu bara yang saat ini mencapai US$106 per metrik ton. Pemulihan harga batu bara dan komoditas secara umum telah meningkatkan aktivitas pengapalan.
Kedua, Peraturan Mendag No 82/2017 yang mewajibkan ekspor impor dengan kapal lokal, sehingga emiten pelayaran mulai melirik bisnis ini sebagai sumber pendapatan sampingan. Selama ini, sebagian besar aktivitas ekspor impor komoditas menggunakan kapal asing.
"Namun secara fundamental, finansial emiten pelayaran belum dapat dikatakan stabil karena seiring kenaikan harga komoditas, bahan bakar perseroan juga meningkat. Masih ada risiko tersebut," jelas Wisnu.
Risiko lain yang masih mengintai emiten pelayaran yaitu porsi Debt to Equity Ratio (DER) atau rasio jumlah utang terhadap ekuitas yang cukup besar.
Untuk itu, Wisnu merekomendasikan NELY dan PSSI dengan target harga masing- masing sebesar Rp167 dan Rp266. Menurutnya, kedua emiten tersebut mampu tetap ekspansif dalam dua tahun terakhir namun tetap mempertahankan DER di level aman