Bisnis.com, JAKARTA - Deputi Gubernur Bank Indonesia, Rosmaya Hadi, mengungkapkan depresiasi rupiah yang terjadi pada akhir minggu ini murni sebagai dampak dari sentimen eksternal.
Rosmaya menganalogikan depresiasi rupiah saat ini seperti angin kencang yang menerpa badan.
"Badan kita itu sedang sehat cuma ini ada angin dari luar begitu," selorohnya, seusai mengikuti agenda seminar internasional Bank Indonesia di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Sabtu (21/7/2018).
Seperti diketahui, pada perdagangan kemarin, rupiah sempat menyentuh level Rp14.545 per US$ dan ditutup di level Rp14.495.
Dia juga menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia sudah baik. Hal ini terlihat dengan adanya kenaikan pertumbuhan ekonomi 2017 yang mencapau 5,07% setelah 2016 hanya 5,01%.
Menurutnya, jika dibandingkan dengan negara emerging market lainnya, Indonesia masih lebih kuat dalam menahan 'angin' dari luar ini.
"Indonesia termasuk yang hebat karena daya tahan terhadap angin dari luar itu, kalau dibandingkan dengan emerging country yang lain," ujarnya.
Di sisi lain, BI pun turut mendorong agar usaha lokal dapat diekspor dan menghasilkan devisa bagi negara. Pihaknya mengklaim BI sudah memiliki 500 UMKM binaan yang secara rutin diberi pelatihan, 75 diantaranya merupakan produk unggulan BI.
Sehingga dengan terus mendorong kinerja UMKM, Rosmaya pun percaya pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat lebih baik.