Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Data Neraca Perdagangan April 2018 Dirilis, IHSG Melorot Pada Akhir Sesi I

Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melorot dan menyentuh level 5.800 pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Selasa (15/5/2018), pascarilis data neraca perdagangan untuk April 2018.
Karyawan melintas di antara monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (16/3/2018)./ANTARA-Sigid Kurniawan
Karyawan melintas di antara monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (16/3/2018)./ANTARA-Sigid Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melorot dan menyentuh level 5.800 pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Selasa (15/5/2018), pascarilis data neraca perdagangan untuk April 2018.

IHSG melorot 1,27% atau 75,65 poin ke level 5.871,51 pada akhir sesi I, setelah dibuka turun 0,35% atau 21,08 poin di level 5.926,08. Adapun pada perdagangan Senin (14/5), IHSG berakhir turun 0,16% atau 9,68 poin di level 5.947,15.

Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG konsisten bergerak di zona merah pada level 5.853,73 – 5.940,42. Sebanyak 60 saham menguat, 173 saham melemah, dan 247 saham stagnan dari 580 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Enam dari sembilan indeks sektoral IHSG menetap di zona merah dengan tekanan utama sektor finansial (-2,22%) dan infrastruktur (-1,87%). Adapun sektor industri dasar yang naik 0,32% memimpin tiga sektor menetap di zona hijau.

Dilansir Bisnis.com, neraca perdagangan pada April 2018 tercatat mengalami defisit US$1,63 miliar didorong oleh kenaikan impor barang konsumsi dan migas.

Kepala Badan Pusat Statistik Suhariyanto menuturkan defisit ini disebabkan oleh impor yang meningkat tajam.

"Defisit ini disebabkan oleh defisit migas, di mana defisit pada bulan ini mencapai US$1,1 miliar," kata Suhariyanto, Selasa (15/5/2018).

Dengan demikian, posisi neraca perdagangan Indonesia Januari -April 2018 US$1,31 miliar mengalami defisit US$1,31 miliar. Dari posisi tersebut, defisit neraca migas mengalami defisit US$3,8 miliar.

Sementara itu, impor sepanjang April 2018 mencapai US$16,09 miliar atau naik 11,38% dibandingkan Maret 2018. Suhariyanto mengungkapkan kenaikan impor meningkat baik migas dan nonmigas.

Di sisi lain, ekspor pada April 2018 mengalami penurunan 7,19% menjadi US$14,47 miliar dibandingkan bulan sebelumnya, dengan rincian ekspor nonmigas US$13,28 miliar dan migas US$1,19 miliar.

Bersama IHSG, indeks saham lainnya di Asia Tenggara bergerak variatif siang ini, dengan indeks FTSE Straits Time Singapura (-0,26%), indeks FTSE Malay KLCI (+0,29%), indeks SE Thailand (-0,56%), dan indeks PSEi Filipina (+1,67%).

Di kawasan Asia lainnya, indeks Kospi Korea Selatan melemah 0,77% dan indeks Hang Seng Hong Kong melorot 1,18%. Adapun indeks Shanghai Composite dan CSI 300 China masing-masing turun 0,18% dan 0,31%.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper