Bisnis.com, JAKARTA—PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) mengalokasikan belanja modal sebesar Rp3,3 triliun pada 2018. Nilai itu melonjak 137,41% dari realisasi 2017 sebesar Rp1,39 triliun.
Direktur Utama PT Antam Tbk. (ANTM) Arie Prabowo Ariotedjo mengatakan, pada 2018 perusahaan mengalokasikan belanja modal senilai Rp3,3 triliun. Peningkatan capex terjadi seiring dengan rencana ekspansi perseroan.
“Ke depannya jumlah capex akan semakin meningkat karena kita banyak mengembangkan smelter baru. Tapi capex yang tahun ini base on going proyek,” ujarnya setelah RUPST, Kamis (12/4/2018).
Pada 2018, Antam akan meningkatkan utilisasi operasi pabrik Feronikel Pomalaa secara bertahap hingga mencapai kapasitas terpasang sebesar 27.000 dalam feronikel (TNi).
Perusahaan pun menargetkan volume produksi sebesar 26.000 ton nikel, meningkat 19% dibandingkan dengan capaian 2017 sebesar 21.762 TNI.
Dalam hal pegembangan komoditas bauksit, perusahaan berfokus kepada pembangunan pabrik Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) bekerja sama dengan induk usahanya, yakni PT Inalum (Persero). SGAR memiliki memiliki kapasitas pengolahan sebesar 1 juta ton SGA per tahun (Tahap 1).
Pada 2018, dia memperkirakan pendapatan dan laba bersih perseroan mengalami pertumbuhan yang signifikan. Hal ini didorong peningkatan volume penjualan dan menguatnya harga logam andalan perseroan, yakni emas, nikel, dan bauksit.
Harga emas diperkirakan stabil di atas level US$1.300 per troy ounce. Adapun, harga nikel diprediksi menguat di atas US$13.000 per ton seiring dengan berkurangnya pasokan dari Filipina.
“Peningkatan penjualan dan kenaikan harga komoditas sudah tergambar dari hasil kinerja keuangan kuartal I/2018. Mungkin 2 pekan lagi akan kami rilis,” paparnya.
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) memutuskan pembagian dividen sebesar Rp47 miliar atau 35% dari total laba bersih 2017. (Hafiyyan)
SAHAM
Arie menyampaikan, pada tahun ini perseroan berencana meningkatnya kepemilikannya di tiga proyek, yakni pabrik Chemical Grade Alumina (CGA) Tayan, Kalimantan Barat dari 80% menjadi 100%, Blast Furnace di Halmahera Timur dari 25% menjadi 51%, dan PT Sumbawa Timur Mining (STM) menjadi 51%.
Pabrik CGA saat ini dioperasikan oleh PT Indonesia Chemical Alumina (ICA). Sejumlah 80% saham ICA dimiliki Antam, sedangkan 20% lainnya dipegang Showa Denko K.K. (SDK) Jepang.
“Tanggal 19 April saya ke Tokyo untuk 19 finalisasi perjanjian pengambilan saham Showa Denko ke Antam,” paparnya.
Adapun, saham STM dipegang oleh Vale pusat di Brasil. Dalam proses penambahan saham perseroan, kemungkinan akan dilakukan oleh PT Inalum selaku induk usaha. Setelah itu, kepemilikannya diserahkan ke Antam.
Menurut Arie, STM disebut-sebut memiliki cadangan emas yang mirip dengan Newmont. Namun, proses produksi baru dapat dilakukan dalam 5—10 tahun mendatang karena status tambang tersebut masih greenfield.