Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Saham: Sudah Turun 13,5%, Saatnya Koleksi GGRM?

Saham PT Gudang Garam Tbk. berpeluang mengalami peningkatan namun masih cenderung tertahan di level resistan Rp87.000 per saham.
Karyawan beraktivitas di dekat papan elektronik penunjuk Indeks Harga Saham Gabungan, di Jakarta, Selasa (27/2/2018)./JIBI-Felix Jody Kinarwan
Karyawan beraktivitas di dekat papan elektronik penunjuk Indeks Harga Saham Gabungan, di Jakarta, Selasa (27/2/2018)./JIBI-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA--Saham PT Gudang Garam Tbk. berpeluang mengalami peningkatan namun masih cenderung tertahan di level resistan Rp87.000 per saham.

Kresna Securities dalam publikasi risetnya baru-baru ini menyampaikan, realisasi pendapatan dan laba bersih Gudang Garam masih sejalan dengan proyeksi perusahaan, yakni senilai Rp85,3 triliun dan Rp7,5 triliun.

Pada 2018, kinerja GGRM berpotensi meningkat dan mencatatkan pembukuan keuangan yang lebih baik dibandingkan dengan pesaingnya, yaitu PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. (HMSP).

Produk utama yang mendorong penjualan ialah segmen Sigaret Kretek Mesin (SKM) Full Flavor. Penjualan SKM pada 2017 mencapai Rp74,85 triliun, naik 9,27% year on year (yoy) dari sebelumnya Rp68,50 triliun.

Saat dihubungi Bisnis.com, analis Teknikal Kresna Securities William Mahmudi mengatakan, secara teknikal saham GGRM sedang dalam masa penurunan setelah menembus level support Rp76.000. Namun, tekanan jual diprediksi hanya berlangsung sementara jika berhasil bertahan di atas support Rp64.000—Rp65.000.

“GGRM masih berpeluang reli kembali. Flip level Rp75.000—Rp76.000 baru breakdown,” tuturnya.

William berpendapat, kendati berpeluang mengalami peningkatan, saham GGRM masih akan tertahan di level resistan Rp87.000.

Pada penutupan perdagangan Kamis (29/3/2018), saham GGRM ditutup menguat 1.575 poin atau 2,22% menjadi Rp72.475. Harga merosot 13,51% sepanjang tahun berjalan dari level Rp83.800 pada akhir 2017.

Price to Earning Ratio (PER) GGRM ialah 17,98 kali dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp139,45 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper