Bisnis.com, JAKARTA – Harga batu bara melanjutkan pelemahannya pada akhir perdagangan Senin (26/3/2018).
Pada perdagangan Senin, harga batu bara untuk kontrak Januari 2019 berakhir melemah 0,59% atau 0,45 poin di US$76,40/metrik ton.
Harga batu bara kontrak Januari 2019 telah tertekan selama empat hari perdagangan berturut-turut, sejak ditutup turun 0,32% atau 0,25 poin di posisi 78,25 pada perdagangan Rabu (21/3).
Adapun pada perdagangan Jumat (23/3), harga batu bara berakhir melemah 0,84% atau 0,65 poin di posisi 76,85.
Sejalan dengan batu hitam, harga minyak mentah berakhir negatif pada perdagangan Senin, saat meningkatnya ketegangan politik dan konflik di wilayah penghasil minyak mentah terbesar dunia gagal mendisrupsi pasokan.
Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei 2018 turun 33 sen dan berakhir di US$65,55 per barel di New York Mercantile Exchange.
Harga minyak Brent untuk pengiriman Mei 2018 juga turun 33 sen dan ditutup di US$70,12 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London.
Dilansir Bloomberg, pemberontak Houthi yang didukung Iran melancarkan serangan rudal ke Arab Saudi pada hari Minggu (25/3) waktu setempat. Serangan ini menyebabkan jatuhnya korban namun tidak mengganggu infrastruktur minyak kerajaan.
Serangan itu terjadi dengan latar belakang kunjungan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman bersama para pemimpin Amerika Serikat (AS).
Pihak Arab Saudi menyatakan memintas tujuh rudal balistik yang ditembakkan di Riyadh dan kota-kota lain oleh pasukan Houthi di Yaman. Berbagai bandara di kerajaan Saudi juga menjadi sasaran.
“Banyak ketegangan geopolitik berdampak pada pasar pekan lalu,” kata John Kilduff, mitra di Again Capital LLC, hedge fund berbasis di New York. “Wait and see. Kita [harga minyak] masih berada di level yang cukup tinggi.”
Pada awal sesi, minyak acuan AS sempat naik menjadi US$66,55 per barel, harga intraday tertinggi sejak 25 Januari, sedangkan minyak mentah Brent yang diperdagangkan di London menembus US$71.
Kenaikan harga pekan lalu di New York adalah yang terbesar sejak Juli, ketika Presiden Donald Trump menunjuk John Bolton sebagai penasehat keamanan nasional. Langkah ini menandakan AS mungkin mengambil garis keras terhadap Iran.
Pada saat yang sama, kelas aset berisiko menghadapi tantangan setelah rencana pengenaan tarif AS untuk impor logam memicu kekhawatiran tentang perang perdagangan global.
“Gambaran keseluruhan di sini adalah bahwa harga minyak telah bertahan cukup baik terlepas dari penurunan yang kita lihat di pasar ekuitas pekan lalu,” kata Jens Pedersen, analis senior di Danske Bank A/S.
Pergerakan harga batu bara kontrak Januari 2019 di bursa Rotterdam
Tanggal | US$/MT |
26 Maret | 76,40 (-0,59%) |
23 Maret | 76,85 (-0,84%) |
22 Maret | 77,50 (-0,96%) |
21 Maret | 78,25 (-0,32%) |
20 Maret | 78,50 (+2,61%) |
Sumber: Bloomberg