Bisnis.com, JAKARTA — PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. mengamankan pertumbuhan laba bersih dan arus kas dari aktivitas operasional periode 2017 seiring dengan pertumbuhan penjualan yang dihasilkan pada tahun lalu.
Berdasarkan laporan keuangan 2017, Wijaya Karya perseroan berhasil mengantongi laba bersih Rp1,2 triliun. Pencapaian tersebut tumbuh 13,20% dibandingkan dengan periode sebelumnya Rp1,06 triliun.
Di sisi lain, penjualan emiten berkode saham WIKA itu tercatat senilai Rp26,18 triliun. Hasil itu tumbuh 67,17% dari periode sebelumnya Rp15,67 triliun.
Direktur Keuangan Wijaya Karya Steve Kosasih menjelaskan bahwa kontribusi penjualan terbesar berasal dari sektor infrastruktur dan bangunan gedung dengan persentase 62,25% pada 2017. Secara rinci, kontribusi penjualan sektor lainnya tahun lalu yakni industri penunjang infrastruktur 17,92%, energi dan industrial plant 14,41%, serta realti dan properti 5,41%.
Di sisi lain, Steve mengklaim kesehatan keuangan WIKA berada dalam kondisi terbaik. Posisi kas dan setara kas perseroan per 31 Desember 2017 senilai Rp11,25 triliun.
Dia menyebut posisi utang berbunga dan total ekuitas masing-masing senilai Rp9,01 triliun dan Rp14,63 triliun. Dari situ perseroan menghasilkan rasio utang gross gearing dan net gearing yakni 0,62 kali dan -0,15 kali.
Steve menjelaskan bahwa arus kas dari aktivitas operasi perseroan positif pada 2017. Tercatat, arus kas WIKA senilai Rp1,87 triliun atau tumbuh 233,62% secara year on year.
“Hal itu menunjukkan bahwa WIKA amat sangat sehat secara keuangan dan memiliki kemampuan finansial yang sangat tinggi untuk mendanai proyek-proyek infrastruktur yang dibutuhkan masyarakat dan ditargetkan pemerintah,” ujarnya melalui siaran pers, Selasa malam (13/3/2018).
Berdasarkan konsensus kinerja keuangan yang dilansir dari laman, Bloomberg, pencapaian WIKA tahun ini sejalan dengan proyeksi para analis. Kontraktor pelat merah itu diperkirakan tahun ini mengantongi laba bersih Rp1,25 triliun.
Adapun penjualan yang dibukukan oleh WIKA berhasil melebihi konsensus para analis. Hasil penjualan audit tahun lalu senilai Rp26,18 triliun melewati konsensus Rp23,12 triliun.
Sementara itu, Direktur Utama Wijaya Karya Bintang Perbowo menyatakan capaian WIKA pada tahun lalu tumbuh 2 kali lipat dibandingkan dengan periode 2015. Saat itu, laba bersih yang dikantongi perseroan berkisar Rp675 miliar.
Untuk meningkatkan kinerja 2018, sambungnya, WIKA menganggarkan belanja modal Rp12,05 triliun. Dana tersebut akan digunakan untuk penyertaan modal 58,7%, pengembangan usaha 36,3%, dan investasi aset tetap 5%.
KONTRAK BARU
Bintang mengatakan perseroan telah memeroleh kontrak baru Rp10,45 triliun sampai pekan kedua Maret 2018. Kontribusi proyek baru terbesar masih berasal dari sektor infrastruktur dengan nilai Rp7,55 triliun disusul sektor industri Rp2,05 triliun dan industrial plant Rp662 miliar.
Direktur Operasi III Wijaya Karya Destiawan Soewardjono Destiawan Soewardjono mengungkapkan perseroan telah meneken nota kesepahaman dengan perusahaan konstruksi Afghanistan, Haji Khalil Construction Ltd., untuk pengerjaan proyek infrastruktur di negara tersebut. Kesepakatan tersebut diteken dalam kunjungan Duta Besar Indonesia untuk Afghanistan beserta delegasi Afghanistan di Gedung WIKA, Senin (12/3).