Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

INDY Incar Penjualan & Produksi Batu Bara Melonjak Tipis

Emiten tambang batu bara PT Indika Energy Tbk., menargetkan penjualan dan produksi batu bara pada 2018 mencapai 34 juta ton, meningkat tipis dari estimasi tahun lalu sejumlah 33 juta ton.
Ilustrasi./JIBI
Ilustrasi./JIBI

Bisnis.com, JAKARTA—Emiten tambang batu bara PT Indika Energy Tbk., menargetkan penjualan dan produksi batu bara pada 2018 mencapai 34 juta ton, meningkat tipis dari estimasi tahun lalu sejumlah 33 juta ton.

Direktur Keuangan Indika Energy (INDY) Azis Armand mengatakan pemerintah sudah menyetujui volume produksi batu bara sebesar 32 juta ton, dan diharapkan perusahaan mendapat izin tambahan 2 juta ton pada kuartal II/2018 untuk memenuhi target.

"Ya kami menargetkan produksi dan penjualan batu bara sebesar 34 juta ton pada 2018," tuturnya saat dihubungi Bisnis, Minggu (11/2/2018).

Peningkatan produksi sejalan dengan pertumbuhan harga batu bara di mana harga pokok penjualan produk batu hitam oleh perseroan mencapai US$55 per ton pada Januari 2018, meningkat dari 2017 di posisi US$51,9 per ton.

Sebelumnya pada 2017 perseroan membidik penjualan 33 juta ton batu bara dengan pendapatan US$1 miliar. Mayoritas penjualan atau sekitar 32 juta ton disumbang oleh PT Kideco Jaya Agung, sedangkan sisanya berasal dari PT Multi Tambangjaya Utama (MUTU).

Kendati target produksi dan penjualan batu hitam pada 2018 hanya meningkat tipis dari tahun lalu, pendapatan INDY berpotensi menanjak signifikan. Pasalnya, kepemilikan perusahaan terhadap Kideco meningkat dua kali lipat.

Pada 8 Desember 2017, Indika menuntaskan transaksi pembelian 45% saham Kideco sehingga kepemilikannya bertambah menjadi 91%. Kideco merupakan produsen batu bara terbesar ketiga di Indonesia yang beroperasi di Kalimantan Timur.

Tercatat, pendapatan perseroan per September 2017 mencapai US$694,67 juta, mengalami peningkatan 22,36% year on year (yoy) dari sebelumnya US$567,71 juta. Laba bersih naik US$81,36 juta dari posisi rugi bersih pada 9 bulan pertama 2016 senilai US$20,59 juta.

Azis menyampaikan, pada tahun ini perseroan mengalokasikan belanja modal US$140 juta, yang mayoritas digunakan untuk peremajaan peralatan. Alokasi terbesar sejumlah US$110 juta diberikan untuk PT Petrosea Tbk., (PTRO), sedangkan Kideco mencapatkan US$10 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper