Bisnis.com, JAKARTA - Penurunan indeks harga saham gabungan (IHSG) dinilai masih dalam tahap wajar. Pada penutupan perdagangan hari ini, IHSG ditutup melemah 1,69% atau 111,13 poin ke level 6.478,54.
Analis Recapital Asset Management Kiswoyo Adi Joe menilai, penurunan IHSG tidak akan terlalu dalam. Menurutnya, batas penurunan indeks tidak akan berada di bawah 6.350.
"Jadi sepanjang masih di atas 6.350 masih wajar, karena ini untuk naik ke lebih tinggi lagi. Arah IHSG menuju 6.800," kata dia saat dihubungi Bisnis.com, Selasa (6/2/2018).
Kiswoyo menjelaskan, pelemahan ini murni karena sentimen Amerika Serikat. Dia menambahkan, pada dasarnya kondisi perekonomian Negeri Paman Sam sangat baik, terutama dari sisi makro ekonomi dan data tenaga kerja.
Lantaran data ekonomi yang memuaskan itu, imbuhnya, maka The Fed berencana untuk menaikkan suku bunga pada bulan depan. Inilah yang menyebabkan kekhawatiran pasar saham negara tersebut, karena mayoritas transaksi menggunakan dana pinjaman bank.
"Ini hanya kekhawatiran pelaku pasar. Jadi sebelum bunga naik mereka segera menjual [saham] untuk membayar utang di bank. Jadi pada profit taking dulu," ujarnya.
Yang menjadi masalah adalah kekhawatiran pelaku pasar saham AS itu berdampak luas hingga ke pasar saham Indonesia. Padahal, kata dia, secara makro kondisi ekonomi nasional berada dalam posisi baik.