Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Turun ke Level 6.478,54, Analis Bilang Masih Wajar

Penurunan indeks harga saham gabungan (IHSG) dinilai masih dalam tahap wajar. Pada penutupan perdagangan hari ini, IHSG ditutup melemah 1,69% atau 111,13 poin ke level 6.478,54.
Karyawan berada di dekat papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (23/1)./JIBI-Abdullah Azzam
Karyawan berada di dekat papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (23/1)./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Penurunan indeks harga saham gabungan (IHSG) dinilai masih dalam tahap wajar. Pada penutupan perdagangan hari ini, IHSG ditutup melemah 1,69% atau 111,13 poin ke level 6.478,54.

Analis Recapital Asset Management Kiswoyo Adi Joe menilai, penurunan IHSG tidak akan terlalu dalam. Menurutnya, batas penurunan indeks tidak akan berada di bawah 6.350.

"Jadi sepanjang masih di atas 6.350 masih wajar, karena ini untuk naik ke lebih tinggi lagi. Arah IHSG menuju 6.800," kata dia saat dihubungi Bisnis.com, Selasa (6/2/2018).

Kiswoyo menjelaskan, pelemahan ini murni karena sentimen Amerika Serikat. Dia menambahkan, pada dasarnya kondisi perekonomian Negeri Paman Sam sangat baik, terutama dari sisi makro ekonomi dan data tenaga kerja.

Lantaran data ekonomi yang memuaskan itu, imbuhnya, maka The Fed berencana untuk menaikkan suku bunga pada bulan depan. Inilah yang menyebabkan kekhawatiran pasar saham negara tersebut, karena mayoritas transaksi menggunakan dana pinjaman bank.

"Ini hanya kekhawatiran pelaku pasar. Jadi sebelum bunga naik mereka segera menjual [saham] untuk membayar utang di bank. Jadi pada profit taking dulu," ujarnya.

Yang menjadi masalah adalah kekhawatiran pelaku pasar saham AS itu berdampak luas hingga ke pasar saham Indonesia. Padahal, kata dia, secara makro kondisi ekonomi nasional berada dalam posisi baik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Tegar Arief
Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper