Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

2018, BEI Optimistis Jaring 35 Emiten Baru

Bursa Efek Indonesia optimistis emiten-emiten baru tahun ini tetap akan mampu mendulang dana yang cukup sesuai target masing-masing melalui aksi penawaran umum perdana saham tahun ini, meski likuiditas investor kemungkinan mengetat.
Dirut BEI Tito Sulistio (tengah) berbincang dengan Dirjen Aplikasi dan Informatika Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan (kanan) dan Direktur Utama dan Co-Founder Kioson Jasin Halim saat pengumuman pencatatan saham perdana (IPO) PT Kioson Komersial Indonesia Tbk. (Kioson) di Jakarta Kamis (5/10)./JIBI-Abdullah Azzam
Dirut BEI Tito Sulistio (tengah) berbincang dengan Dirjen Aplikasi dan Informatika Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan (kanan) dan Direktur Utama dan Co-Founder Kioson Jasin Halim saat pengumuman pencatatan saham perdana (IPO) PT Kioson Komersial Indonesia Tbk. (Kioson) di Jakarta Kamis (5/10)./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA—Bursa Efek Indonesia optimistis emiten-emiten baru tahun ini tetap akan mampu mendulang dana yang cukup sesuai target masing-masing melalui aksi penawaran umum perdana saham tahun ini, meski likuiditas investor kemungkinan mengetat.

Tito Sulistio, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia, mengatakan bahwa pihaknya selalu mendorong emiten untuk sedini mungkin menggelar penawaran umum perdana saham.

Namun, cepat atau lambatnya proses penawaran umum perdana atau initial public effering (IPO) masing-masing emiten sangat tergantung pada kesiapan emiten dan kelancaran proses pelengkapan persyaratan.

Tito optimistis tahun ini BEI bisa menjaring 35 emiten baru. BEI dari hari ke hari selalu mendatangi perusahaan-perusahaan yang potensial untuk diajak IPO guna mengejar target BEI meningkatkan kapitalisasi pasar saham Indonesia mencapai Rp10.000 triliun di akhir 2019 mendatang.

“Kemarin salah satu [startup] unicorn datang ke gue. Kita selalu encourage mereka. Kita tiada hari tanpa ketemu calon emiten. Lebih dari 200 [perusahaan], yang sudah ngobrol, mini ekspose. Tetapi kita tidak bisa paksa dia,” katanya, Selasa (16/1/2018).

Tito mengatakan, tahun ini memang cukup menantang bagi pasar modal, sebab di pasar global terjadi persaingan sengit perebutan modal. Terutama di semester kedua tahun ini, perebutan modal akan cukup ketat, apalagi di Indonesia.

Di pasar global, China akan membuka pasar saham seri A di Shanghai dan Beijing. Langkah ini akan semakin memperbesar pasar modal China dan menyerap arus masuk modal global ke sana.

Selain itu, raksasa migas dunia asal Arab Saudi yakni Aramco juga berencana listing, antara di Riyadh atau New York. Pemerintah Arab Saudi yakin pasar modal akan menilai Aramco tidak kurang dari US$2 triliun. Dengan melepas saham baru sekitar 5%, akan ada US$100 miliar dana investasi global yang akan mengalir ke sana.

Di dalam negeri, mulai awal tahun pasar modal menghadapi tantangan pengetatan likuiditas karena penarikan dana dari bank oleh masyarakat untuk sejumlah kepentingan, seperti pilkada, Asian Games, persiapa Pilpres, piala dunia, dan pembayaran pajak.

Cepat atau lambatnya uang beredar itu masuk kembali ke sistem perbankan atau pasar modal akan menentukan kinerja ekonomi nasional.

Tito mengatakan, pasar modal Indonesia belum memiliki pengalaman menghadapi hal-hal tersebut sekaligus. Namun, dirinya tetap yakin rencana IPO sekitar 35 emiten baru tahun ini tidak akan terganggu.

“Semua orang uangnya sudah dibagi-bagi. Kalau spending naik, ekonomi naik,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper