Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Awal Pekan Depan, Harga Minyak Berpeluang Memanas

Setelah mengalami rebound lebih dari 2% pada penutupan perdagangan akhir pekan, harga minyak berpotensi memanas pada perdagangan Senin (20/11/2017) seiring dengan berkurangnya produksi AS dan rencana perpanjang perjanjian OPEC.
Sebuah soket pompa yang pernah digunakan untuk membantu mengangkat minyak mentah dari sumur Eagle Ford Shale, Dewitt County, Texas, Amerika Serikat./Reuters
Sebuah soket pompa yang pernah digunakan untuk membantu mengangkat minyak mentah dari sumur Eagle Ford Shale, Dewitt County, Texas, Amerika Serikat./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Setelah mengalami rebound lebih dari 2% pada penutupan perdagangan akhir pekan, harga minyak berpotensi memanas pada perdagangan Senin (20/11/2017) seiring dengan berkurangnya produksi AS dan rencana perpanjang perjanjian OPEC.

Pada penutupan perdagangan Jumat (17/11/2017), harga minyak WTI kontrak teraktif Desember 2017 naik 2,56% atau 1,41 poin menjadi US$56,55 per barel. Dalam waktu yang sama, minyak Brent kontrak teraktif Januari 2018 memanas 2,22% atau 1,36 poin menuju US$62,72 per barel.

Valbury Asia Futures dalam laporannya yang mengutip Reuters menyampaikan, harga minyak memanas di tengah ekspektasi akan diperpanjangnya periode pemangkasan produksi OPEC dan non-OPEC. Kesepakatan tersebut sebelumnya dilaksanakan pada Januari 2017 sampai dengan Maret 2018.

Diperkirakan pemangkasan produksi sekitar 1,8 juta barel per hari (bph) itu akan diperpanjang melebihi Maret 2018. Menteri Energi Arab Saudi mengungkapkan, kesepakatan tersebut akan dibahas dalam rapat OPEC pada 30 November 2017.

"Komentar OPEC memberi jaminan akan adanya pengurangan suplai lebih banyak ke depan," tulis laporan.

Selain itu, harga minyak memanas karena prospek berkurangnya pasokan AS, sebagai produsen ketiga terbesar di dunia. Pipa Keystone milik TransCanada Corp pada Kamis (16/11/2017) dengan kapasitas produksi 590.000 bph ditutup setelah terjadi kebocoran.

Menurut laporan Barker Hughes, jumlah rig yang menjadi indikator awal produksi AS di masa mendatang pada pekan ini stagnan di level 738 buah. Namun, volume tersebut melonjak dari tahun sebelumnya sebesar 471 rig.

Tim analis Valbury menyebutkan, minyak WTI memiliki support penting di level US$53,75 per barel. Adapun resistan penting yang menjadi target ialah US$59,69 per barel.

"Rekomendasi beli minyak WTI di posisi US$56,60 per barel dengan target US$58-US$58,50 per barel," tulisnya.

Berikut analisis teknikal pergerakan harga WTI pada Senin (20/11/2017).
Resistan : 57,95; 58,98; 59,69; 62,85
Support : 55,39; 54,40; 53,75; 52,25

Rekomendasi
Beli : 56,60
Jual : -
Stop Loss: 55,20
Target : 58-58,50

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Nancy Junita

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper