Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gejolak Politik AS Mengemuka, Bursa Asia Berpotensi Bergerak Mixed

Bursa saham di Asia diindikasikan akan bergerak variatif pada perdagangan hari ini (Selasa, 25/7/2017), menyusul sesi perdagangan di Amerika Serikat (AS) yang cenderung kurang menginspirasi.
bursa asia
bursa asia

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham di Asia diindikasikan akan bergerak variatif pada perdagangan hari ini (Selasa, 25/7/2017) seperti dikutio Bloomberg, menyusul sesi perdagangan di Amerika Serikat (AS) yang cenderung kurang menginspirasi.

Kontrak berjangka mengisyaratkan pembukaan yang lebih rendah di pasar saham Jepang dan Hong Kong, sementara indeks saham acuan di Australia mengindikasikan kenaikan kecil.

Pelemahan saham Alphabet Inc. membebani indeks Nasdaq 100 setelah penjualan pada perusahaan induk Google tersebut turun dari perkiraan. Kinerja mata uang euro bertahan terdepresiasi akibat dipicu oleh data yang menunjukkan perlambatan ekonomi di kawasan Eropa.

Musim laporan keuangan perusahaan terus meningkat menjelang rilis keputusan kebijakan bank senral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve pada hari Rabu (26/7) waktu setempat.

Sementara itu, data melambatnya laju pertumbuhan ekonomi di Eropa menimbulkan keraguan seputar kekuatan pemulihan. Investor obligasi pun telah memberikan perkiraan lemahnya prospek inflasi di AS.

Pergolakan politik di Washington tetap mengemuka dan menjadi perhatian pasar setelah penasihat senior Presiden Donald Trump, Jared Kushner, mengkonfirmasikan adanya sejumlah komunikasi dengan orang-orang Rusia selama Trump menjalani kampanye kepresidenan dan masa transisi.

Presiden Donald Trump dan mantan ketua kampanyenya, Paul Manafort, direncanakan akan maju ke hadapan komite Senat AS pada hari Rabu.

Dalam pertemuan kebijakannya, The Fed diperkirakan tidak akan melakukan perubahan kebijakan. Investor dan ekonom akan menantikan pernyataan yang menyertainya demi mendapatkan petunjuk tentang bagaimana para pembuat kebijakan berencana untuk melanjutkan pengurangan portofolionya.

Pasar juga menantikan rilis data ekonomi Jepang pekan ini yang dapat menunjukkan angka consumer price index yang lemah, bahkan di tengah ketatnya pasar tenaga kerja dan meningkatnya belanja rumah tangga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper