Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Proyeksi Harga Emas Pekan Depan

Harga emas berpeluang mengalami penguatan pada pekan depan seiring dengan mengecewakannya kondisi ekonomi Amerika Serikat. Namun, proyeksi harga cenderung bergerak dalam rentang yang lebar, yakni US$1.235-US$1.300 per troy ounce.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas berpeluang mengalami penguatan pada pekan depan seiring dengan mengecewakannya kondisi ekonomi Amerika Serikat. Namun, proyeksi harga cenderung bergerak dalam rentang yang lebar, yakni US$1.235-US$1.300 per troy ounce.

Pada penutupan perdagangan Jumat (28/4/2017) harga emas gold spot meningkat 3,96 poin atau 0,31% menjadi US$1.268,28 per troy ounce. Sepanjang tahun berjalan harga meningkat 10,15%.

Tahun lalu, harga emas gold spot bertumbuh 8,14% dan ditutup di level US$1.147,50 per troy ounce pada akhir Desember 2016.

Research and Analyst PT Monex Investindo Futures Putu Agus Pransuamitra menyampaikan, pelemahan PDB AS dapat memicu permintaan emas.

Pada Jumat (28/4/2017) waktu setempat, data pertumbuhan domestik bruto (PDB) AS periode kuartal I/2017 kategori advance menurun menjadi 0,7% dari proyeksi ekonom senilai 1,3% dan triwulan IV/2016 sebesar 2,1%.

Data PDB AS dikeluarkan dalam tiga tahap setiap bulan, yakni advance (terdepan), preliminary (selanjutnya), dan final (akhir). Data PDB advance cenderung memiliki dampak yang paling besar.

Faktor lain yang menjadi perhatian investor ialah pengajuan rancangan anggaran (seperti RAPBN) pemerintah AS kepada parlemen, sekaligus 100 hari kepemimpinan Trump pada Jumat (28/4/2017) atau Sabtu (29/4/2017) WIB. Bila kongres menolak RAPBN tersebut, harga emas berpeluang melejit, sedangkan penerimaan parlemen dapat membuat batu kuning kian mengusam.

Oleh karena itu, sambung Putu, proyeksi harga pada pekan depan cenderung bergerak dalam rentang yang lebar, yakni US$1.235-US$1.300 per troy ounce.

"Jika parlemen menolak RAPBN, seperti yang pernah terjadi pada pemerintahan Obama dulu, harga emas bisa langsung melonjak ke US$1.300 per troy ounce," paparnya kepada Bisnis.com, Jumat (28/4/2017).

Adapun sentimen yang yang menjadi perhatian utama pasar pada pekan depan ialah rapat Federal Reserve atau Federal Open Market Committee (FOMC) pada Rabu (3/5/2017). Bank Sentral diperkirakan masih mempertahankan suku bunganya di level 0,75%-1,00%.

Selain itu, ada rilis data upah tenaga kerja non pertanian atau Non Farm Payroll (NFP) pada Jumat (5/5/2017). Menurut konsensus, angka NFP periode April 2017 akan naik menjadi 194.000 pekerja dari bulan sebelumnya sebesar 98.000 pekerja.

Sementara agka pengangguran diprediksi naik menjadi 4,6% dari bulan sebelumnya 4,5%. Adapun upah per jam diperkirakan meningkat menjadi 0,3% dibandingkan Maret 2017 sebesar 0,2%.

Pada hari yang sama, pasar menantikan pidato Gubernur The Fed Janet Yellen. Melalui pisatonya, pasar mencari arah kebijakan suku bunga AS dan kebijakan-kebijakan moneter lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper