Bisni.com, JAKARTA - PT Resource Alam Indonesia Tbk. (KKGI) menargetkan kenaikan produksi batu bara menjadi 5,2 juta ton, naik tipis dari volume tahun lalu sebanyak 5 juta ton.
Direktur KKGI Agoes Soegiarto Soeparman mengatakan rencana produksi itu sudah disetujui oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). "Sudah di-approve, DMO [kewajiban penjualan dalam negeri] mungkin sekitar 20,1%," katanya saat ditemui Bisnis, Kamis (5/6/2014).
Selebihnya, sekitar 80% atau sekitar 4,15 juta ton akan dijual ke manca negara. Mayoritas produksi perseroan dijual ke China. Mengutip laporan tahunan KKGI, sebesar 78% produksi 2013 terserap pasar China.
Sisanya didistribusikan untuk beberapa negara di Asia, seperti India, Korea, Thailand, dan Filipina. Tahun ini, kata Agus, perseroan akan mencari pangsa pasar batu bara yang baru sebagai salah satu strategi perusahaan.
Saat ditanya tentang rencana aksi korporasi, Agoes mengatakan tahun ini perseroan berfokus pada peningkatan kinerja melalui maintenance infrastruktur dan pembelian alat-alat baru yang diperlukan.
Untuk keperluan tersebut KKGI menganggarkan belanja modal maksimal US$2 juta yang seluruhnya berasal dari kas internal perseroan. Mengutip laporan keuangan perusahaan untuk kuartal I/2014 posisi kas KKGI ada di level US$9,46 juta per 31 Maret tahun ini.
Dalam kesempatan tersebut, Agoes mengatakan pemegang saham juga telah menyetujui aksi pembelian kembali saham (buyback) II sebanyak 10% dari total modal disetor dengan nilai maksimal Rp150 miliar. Periode buyback ini adalah 6 Juni 2014-5 Desember 2015. Sumber dananya berasal dari saldo laba perseroan.
Langkah itu bertujuan untuk meningkatkan harga saham perseroan. Adapun pada perdagangan Kamis sore harga saham KKGI tercatat menguat 2,55% menjadi Rp1.610 per lembar.
Sepanjang triwulan pertama tahun ini laba bersih KKGI tercatat menguat 6,01% menjadi US$5,82 juta dari tahun 2013 senilai US$5,49 juta. Sebenarnya, dari segi pendapatan perseroan justru terkoreksi sekitar 27% menjadi US$40,06 juta.
Namun, KKGI berhasil memangkas beban operasi selama kuartal I/2014 turun hingga sekira 302% menjadi US$1,93 juta dari periode yang sama tahun sebelumnya yang masih mencapai US$7,76 juta.