Bisnis.com, JAKARTA — Grup Djarum melalui PT Dwimuria Investama Andalan kembali menambah muatan saham PT Surya Semesta Internusa Tbk. (SSIA). Akumulasi ini membuat kepemilikan Grup Djarum di SSIA menjadi lebih banyak daripada kepemilikan Grup Barito.
Dalam laporan kepemilikan lebih dari 5% Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Grup Djarum menambah sebanyak 31,6 juta saham SSIA pada 16 Juli 2025. Akumulasi ini membuat saham Grup Djarum di SSIA bertambah menjadi 308,7 juta, dari sebelumnya 277,1 juta.
Kepemilikan Grup Djarum kini setara dengan 6,56% dari total saham SSIA, dari sebelumnya 5,89%.
Berdasarkan catatan Bisnis, Dwimuria Investama Andalan merupakan perusahaan holding investasi milik Hartono bersaudara, dengan salah satu investasi utamanya adalah kepemilikan 54,94 persen saham di PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA).
Hartono bersaudara menggenggam 100% kepemilikan saham Dwimuria Investama, dengan 51% dimiliki oleh Robert Budi Hartono, dan 49% oleh Bambang Hartono.
Adapun akumulasi ini membuat kepemilikan Grup Djarum pada SSIA menjadi lebih besar dibandingkan dengan emiten milik Prajogo Pangestu, PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA). TPIA tercatat memiliki 284,8 juta saham SSIA, atau setara 6,05% kepemilikan.
Sebelumnya, VP Investor Relations and Corporate Communications SSIA Erlin Budiman menjelaskan pembelian saham SSIA ini merupakan kepercayaan lanjutan dari Grup Djarum terhadap prospek bisnis jangka panjang SSIA, terutama di sektor kawasan industri.
Menurut Erlin, masuknya Grup Djarum sebagai pemegang saham perseroan akan semakin memperkuat daya tarik Subang Smartpolitan, terutama bagi calon tenant yang tengah mempertimbangkan pembelian lahan.
“Kami menilai kehadiran Djarum sebagai mitra strategis berdampak positif terhadap keputusan pembelian lahan oleh calon tenant,” ujar Erlin.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.