Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sinyal Positif Bisnis Ritel di Balik Dividen Jumbo MYOR, UNVR & ICBP

Sejumlah emiten ritel MYOR, UNVR, ICBP yang bakal menebar dividen jumbo menjadi sinyal positif bisnis ritel di tengah daya beli masyarakat yang lesu.
Pengunjung melihat produk PT Mayora Indah Tbk. (MYOR) di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta, Rabu (14/6/2023). JIBI/Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Pengunjung melihat produk PT Mayora Indah Tbk. (MYOR) di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta, Rabu (14/6/2023). JIBI/Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Dividen tersebut melengkapi pembayaran dividen interim sebesar Rp41 per saham atau Rp1,56 triliun yang telah dibayarkan pada Desember 2024. Dengan demikian, total dividen UNVR mencapai Rp88 per saham atau Rp3,35 triliun.

Analis Samuel Sekuritas Jonathan Guyadi menjelaskan pendapatan UNVR pada kuartal I/2025 tercatat sebesar Rp9,5 triliun, tumbuh 22,6% secara kuartalan. Namun, capain tersebut melemah 6,1% dari periode sama tahun lalu.

Penjualan UNVR dikontribusikan oleh segmen home and personal care yang mencetak penjualan Rp5,86 triliun atau berkontribusi 61,9% dari total penjualan. Sementara itu, segmen Foods and Refreshment menyumbang Rp3,61 triliun atau 38,1%. 

Meski pendapatan di bawah ekspektasi, Jonathan mengatakan UNVR mencatatkan perbaikan margin secara signifikan. Margin laba kotor kuartal I/2025 menjadi 48,2% dari 44,5% kuartal sebelumnya berkat normalisasi program transformasi, penyesuaian harga jual, serta penurunan biaya bahan baku seperti minyak sawit.

“Margin EBIT juga melonjak ke level 17,1%, dari hanya 6,7% pada kuartal IV/2024, berkat normalisasi biaya transformasi dan efisiensi SDM yang membaik,” ujarnya dalam publikasi riset terbarunya.

Jonathan menilai prospek UNVR juga didorong oleh tren penurunan penurunan harga bahan baku utama, seperti kemasan dan bahan kimia yang mengikuti harga minyak global.

Terakhir, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) baru mengagendakan RUPST pada Jumat, 20 Juni 2025. Emiten Grup Salim itu belum menyampaikan mata acara dalam RUPST, tetapi salah satu yang dinantikan investor adalah keputusan penggunaan laba bersih tahun buku 2024 sebagai dividen. 

Merujuk pada tahun buku 2023, rasio dividen (dividend payout ratio) ICBP tercatat sebesar 33%. Adapun, ICBP mencetak laba bersih sebesar Rp7,08 triliun pada 2024.

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdul Azis Setyo menilai bahwa kebijakan stimulus pemerintah tidak menjamin adanya perbaikan kinerja dari emiten konsumer.

Hal itu lantaran sebagian besar stimulus seperti bantuan pangan diberikan dalam bentuk beras, sehingga tidak berdampak langsung terhadap kinerja emiten konsumer.

“Kembali pada tantangan saat ini yakni daya beli yang masih melemah didorong layoff di beberapa industri berisiko mendorong daya beli semakin rendah,” ujar Azis saat dihubungi Bisnis pada Senin (9/6/2025).

Azis justru melihat adanya pendorong kinerja emiten konsumer pada kuartal II/2025 diakibatkan oleh banyaknya libur yang membuat mobilitas masyarakat meningkat.

Halaman
  1. 1
  2. 2
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper