Bisnis.com, JAKARTA — Direktur Utama PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk. (SIDO) David Hidayat tercatat kembali memborong 3,65 juta saham SIDO dengan nilai transaksi mencapai Rp2,05 miliar.
Melansir keterbukaan informasi, David Eka yang menjabat Direktur Utama SIDO sejak Mei 2018 itu memborong saham biasa perseroan melalui 2 kali transaksi yakni pada 7 dan 10 Februari 2025.
“Tujuan dari transaksi untuk investasi pribadi berupa kepemilikan secara langsung,” tulis surat yang ditandatangani oleh David pada Selasa (11/2/2025).
Secara terperinci, pria kelahiran Semarang 69 tahun silam itu, membeli 1,15 juta saham SIDO pada 5 Februari 2025 di level harga Rp555 per lembar atau senilai total Rp638,25 juta.
Kemudian, David melakukan transaksi beli saham pada 10 Februari 2025 sebanyak 2,5 juta lembar di level harga Rp565 per saham atau senilai total Rp1,41 miliar. Dengan demikian nilai transaksi David mencapai Rp2,05 miliar.
Dengan transaksi tersebut, David kini mengempit 9,24 juta saham SIDO atau setara 0,03% persentase hak suara. Jumlah tersebut bertambah dari porsi sebelum transaksi yang mencapai 5,59 juta saham atau setara dengan 0,01% persentase hak suara.
Baca Juga
Beberapa hari sebelumnya, atau tepatnya pada 5-6 Februari 2025, David juga tercatat melakukan aksi borong saham SIDO.
Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), David Hidayat melaporkan dua transaksi borong saham SIDO. Pada 5 Februari 2025, David membeli 1,74 juta saham SIDO di level harga Rp573 per saham atau senilai total Rp997,02 juta.
Lantas, transaksi beli saham oleh bos SIDO itu kembali terjadi pada 6 Februari 2025 sebanyak 2,95 juta saham di level harga Rp567 per saham atau senilai total Rp1,67 miliar. Dengan demikian, total nilai transaksi David mencapai Rp2,66 miliar.
"Tujuan dari transaksi ini adalah untuk investasi dengan kepemilikan saham langsung," tertulis dalam keterbukaan informasi BEI, Jumat (7/2/2025).
Di Lantai Bursa, pada perdagangan hari ini, Selasa (11/2), saham SIDO ditutup turun tipis 0,90% atau 5 poin ke level Rp550 per lembar. Banderol tersebut mencerminkan pelemahan 5,17% dalam sepekan terakhir, dan penurunan 5,98% sepanjang tahun berjalan 2025.
_________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.