Proyeksi IHSG setelah Pilpres AS pun bisa positif jika Kamala Haris menang. Sebaliknya, IHSG bisa tertekan jika Donald Trump menang karema ekspektasi kenaikan inflasi nantinya berkaitan dengan kebijakannya, sehingga The Fed bisa bersikap hawkish pada tahun depan.
Sementara itu, Associate Director of Research and Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan IHSG pekan ini akan terdampak oleh pemilu AS. Investor diperkirakan akan melakukan untuk wait and see pekan ini menjelang pemilu AS dan pertemuan FOMC The Fed.
Dia menjelaskan Pilpres AS akan memberikan dampak terhadap Indonesia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pemilu AS menurutnya selalu meningkatkan volatilitas pasar ekuitas di AS dan dunia.
"Oleh sebab itu, wait and see menjadi salah satu pilihan bagi pelaku pasar dan investor yang tidak ingin masuk ke dalam volatilitas tersebut," ujar Nico.
Yang menarik, lanjutnya, apabila menghitung rata-rata sejak tahun 1964-2020, setiap Pilpres AS berakhir maka bursa Dow Jones mengalami kenaikan dalam kurun waktu satu tahun dengan rata-rata kenaikan 9,3%. Hal ini menurutnya memberikan sentimen positif bagi pelaku pasar dan investor global, karena juga akan mendorong katalis positif bagi pasar global.
Dia mencermati calon Presiden Trump saat ini memiliki kebijakan Make America Great Again, yang akan mengutamakan Amerika sebagai porosnya. Menurut Nico, hal ini memiliki dampak negatif bagi perekonomian global karena Trump akan menjalankan kebijakan proteksionisme.
Baca Juga
Di satu sisi, Harris memiliki agenda sendiri seperti Joe Biden sebelumnya. Oleh sebab itu, pasar akan mengalami volatilitas yang jauh lebih tinggi apabila Trump yang memenangkan pemilu dibandingkan dengan Harris.
Selain Pemilu AS, pekan ini pasar juga menantikan pertemuan The Fed yang akan terjadi berselang tiga hari setelah pemilu AS. Hingga saat ini, kata dia, potensi pemangkasan tersebut cukup terbuka, terutama setelah data yang keluar pada hari Jumat malam pekan lalu.
"Namun, apabila volatilitas dianggap terlalu tinggi setelah pemilu AS, ada kemungkinan The Fed akan mengurungkan niatnya dan mengeluarkan pemotongan yang jauh lebih besar pada bulan Desember mendatang," tutur Nico.