Bisnis.com, JAKARTA — Harga emas (XAUUSD) belum berhenti memecahkan rekor tertinggi sepanjang masa. Pada penutupan perdagangan Rabu (3/4/2024), emas naik nyaris US$20, sekaligus mencatat kenaikan tujuh hari beruntun. Selama periode tersebut harga emas tercatat melesat hampir US$135 dan memecahkan rekor tertinggi sepanjang masa dalam empat hari beruntun.
Mengutip Reuters, pada penutupan perdagangan Rabu (3/4), harga emas di pasar spot naik 0,5% menjadi US$2,292.31 per ounce, setelah mencapai rekor tertinggi US$2,294.99 di awal sesi. Emas berjangka AS ditutup 1,5% lebih tinggi pada $2,315.
Tim analis MOnex Investindo Futures menyebut, kenaikan emas kali ini ini ditopang oleh pernyataan Jerome Powell, gubernur bank sentral Amerika Serikat (AS) atau yang dikenal dengan The Fed. Ia menyebut rilis data ekonomi belakangan ini termasuk inflasi dan pasar tenaga kerja tidak akan merubah rencana kebijakan mereka secara signifikan.
"Pernyataan tersebut mengindikasikan The Fed masih akan memangkas suku bunga sebanyak tiga kali pada tahun ini yang menjadi sentimen positif bagi Gold," kata Monex dalam riset, Kamis (4/4/2024).
Eskalasi tensi geopolitik di Timur Tengah menurutnya juga menjadi pemicu kenaikan emas sebagai aset safe haven. Awal pekan lalu Kedutaan Besar Iran di Suriah dibombardir oleh Israel. Iran kemudian menyatakan akan melakukan pembalasan ke Israel.
Kenaikan harga emas dunia terjadi karena investor membaca keteguhan sikap Ketua Federal Reserve Jerome Powell yang menilai data peningkatan lapangan kerja dan inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan tidak secara signifikan mengubah gambaran keseluruhan kebijakan ekonomi tahun ini.
Baca Juga
Senada, Tai Wong, pedagang logam independen yang berbasis di New York mengatakan, emas melonjak ke rekor tertinggi dalam sejarah karena peningkatan volume perdagangan setelah Powell menekankan bahwa ‘benjolan’ yang terjadi tidak mengubah gambaran keseluruhan.
"Pendekatan Powell yang hati-hati tidak membuat para pembeli emas khawatir. Saya pikir pembeli ingin melihat US$2.300 dan saya pikir lebih banyak 'turis' yang terlibat dalam perdagangan ini," ujar Tai Wong.
Powell mengatakan bahwa jika perekonomian berkembang secara luas seperti yang diperkirakanmaka kebijakan penurunan suku bunga yang lebih rendah akan tepat pada suatu saat di tahun ini.
Investor masih memperkirakan penurunan suku bunga pertama pada pertemuan kebijakan The Fed pada 11-12 Juni, meskipun data ekonomi baru-baru ini yang lebih kuat telah menimbulkan keraguan investor terhadap hasil tersebut.
Sementara itu, pada pembukaan perdagangan Kamis (4/4), harga emaskembali memecahkan rekor tertinggi di kisaran US$2.302 per troy ons, naik US$3 dibandingkan penutupan perdagangan kemarin.
Emas, yang merupakan aset lindung nilai terhadap inflasi dan aset safe haven selama masa ketidakpastian politik dan ekonomi, telah naik lebih dari 11% sepanjang tahun ini, dibantu oleh kuatnya pembelian bank sentral dan permintaan aset safe haven.
Laporan pekerjaan AS untuk Maret akan dirilis pada hari Jumat, dan data inflasi baru akan dirilis minggu depan.
Sepasang pengambil kebijakan Federal Reserve mengatakan pada hari Selasa bahwa mereka berpikir akan “masuk akal” untuk memangkas suku bunga AS sebanyak tiga kali tahun ini.
"Kemungkinan penurunan suku bunga masih ada, namun datanya masih sangat kuat. Ini adalah tahun pemilu, jadi saya rasa The Fed tidak ingin bertanggung jawab atas segala jenis jatuhnya pasar," kata Daniel Pavilonis, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.