Bisnis.com, JAKARTA — Emiten maskapai pernerbangan pelat merah, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) mengalap berkah Lebaran dari banyaknya masyarakat yang mudik pada momen Idulfitri via jalur udara. Pendapatan Garuda Indonesia diproyeksi tumbuh hingga 20 persen.
Direktur Utama GIAA Irfan Setiaputra mengatakan pada periode musim padat penumpang atau peak season Lebaran 2023, pendapatan GIIA bisa di atas 20 persen.
"Tentunya potensi peningkatan pendapatan angkutan penumpang pada periode peak season Lebaran 2023 ini kami prediksikan akan tumbuh positif di atas 20 persen hingga periode peak season Lebaran berakhir pada awal Mei 2023 mendatang," ujar Irfan kepada Bisnis dikutip Kamis, (27/4/2023).
Lebih lanjut dia mengatakan, potensi peningkatan penumpang GIAA didorong oleh peningkatan ketersediaan kursi pada periode Lebaran 2023 sebesar 32 persen dibandingkan tahun lalu.
Menurutnya, proyeksi peningkatan pendapatan masih akan terus bergerak dinamis sejalan dengan tren perjalanan penumpang yang saat ini masih berlangsung hingga awal Mei 2023.
"Untuk itu, kami masih terus melihat tren pergerakan penumpang hingga periode peak season Lebaran 2023 berakhir," katanya.
Baca Juga
Adapun, jumlah penumpang Garuda Indonesia sepanjang periode Lebaran diperkirakan akan menembus sedikitnya 397.000 penumpang dengan jumlah frekuensi mencapai lebih dari 2600 penerbangan.
Sebelumnya, Irfan mengatakan perseroan berpotensi memperoleh tambahan pendapatan sekitar US$25 juta sampai US$30 juta atau setara Rp366,65 miliar sampai Rp439,98 miliar melalui penjualan tiket pada Lebaran. Adapun rata-rata pendapatan tiket per bulan GIAA mencapai US$150 juta atau setara Rp2,19 triliun.
GIAA menyiapkan sejumlah 53 pesawat Garuda dan 45 Citilink untuk penerbangan pada ramadan. Secara total perseroan menyediakan sekitar 1,2 juta tempat duduk sepanjang musim Lebaran.