Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Jago Tbk. (ARTO) berencana memperbesar penyaluran pembiayaan kredit bersama dengan PT BFI Finance Tbk. (BFIN). Strategi ini disebut menjadi salah satu andalan Bank Jago untuk mendongkrak penyaluran kredit pada 2023.
Analis MNC Sekurita Tirta Citradi mengatakan manajemen Bank Jago memiliki arah untuk meningkatkan penyaluran kredit dengan skema joint financing dengan BFI Finance. “Ini strategi yang tepat karena BFI Finance merupakan salah satu ekosistem utama Jago yang potensinya masih sangat besar,” ujar Tirta kepada Bisnis, Senin (20/3/2023).
Dia menambahkan Komisaris Utama Jerry Ng menjelaskan mengenai kinerja dan rencana bisnis Bank Jago ke depan. “Dalam analis meeting Jumat [17/3/2023], menarik karena Jerry Ng ikut menjelaskan kinerja Jago. Salah satu yang dia tekankan adalah potensi joint financing antara Jago dengan BFIN. It’s very clear,” ujar Tirta.
Berdasarkan laporan keuangan BFIN Finance tahun 2022, joint financing antara BFI Finance dan Bank Jago telah berjalan sejak tahun lalu dengan fasilitas pembiayaan bersama senilai Rp300 miliar.
Porsi fasilitas pinjaman yang akan disalurkan untuk konsumen dari masing-masing pihak berkisar 10 persen dari BFI Finance dan 90 persen dari Bank Jago. Sebagian fasilitas ini telah disalurkan menjadi pembiayaan ke konsumen dengan outstanding Rp103 miliar pada akhir 2022.
Sementara itu, Analis Ciptadana Sekuritas Asia, Erni Marsella Siahaan, mengatakan kolaborasi pembiayaan dengan BFIN akan menjadi salah satu dari tiga saluran penyaluran kredit Bank Jago pada tahun ini. Kedua saluran lainnya adalah kolaborasi pembiayaan dengan GoTo Financial dan pembiayaan syariah yang sebagian besar berasal dari kolaborasi dengan platform digital Amaan.
Baca Juga
Ketiga saluran ini akan menjadi kunci karena tidak hanya berkontribusi pada pertumbuhan pinjaman yang lebih solid dan berkualitas, juga untuk pencapaian net interest margin (NIM) yang lebih menjanjikan. “Kami mengharapkan pertumbuhan pinjaman sebesar 68 persen di 2022 dan 65 persen di 2023 berasal dari tiga saluran utama tersebut,” ujar Erni dalam risetnya dikutip, Senin (20/3/2023).
Hingga akhir 2022, Bank Jago telah menyalurkan kredit dan pembiayaan syariah sebesar Rp9,43 triliun, tumbuh 76 persen secara year on year. Rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross di level 1,8 persen atau di bawah rata-rata industri perbankan.
Sementara itu, DPK yang dihimpun mencapai Rp 8,27 triliun pada akhir 2022, meningkat 125 persen dari tahun sebelumnya Rp 3,68 triliun. Peningkatan DPK didorong oleh pertumbuhan current account and savings account (CASA) sebesar 238 persen dari Rp 1,68 triliun pada 2021 menjadi Rp 5,67 triliun pada 2022. Adapun porsi CASA terhadap DPK mencapai 69 persen pada 2022 atau meningkat jauh dari 46 persen pada 2021.
Pertumbuhan yang positif di kredit mendorong pendapatan bunga Bank Jago tumbuh 130 persen menjadi Rp1,5 triliun dari setahun sebelumnya Rp652 miliar.
Sementara itu, pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) Bank Jago sepanjang 2022 melesat 129 persen menjadi Rp1,35 triliun.
Per akhir Desember 2022 aset Bank Jago mencapai Rp 16,97 triliun atau tumbuh 38 persen dari Rp 12,31 pada akhir Desember 2021. Rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) sebesar 83 persen yang menunjukkan permodalan yang kuat untuk ekspansi bisnis ke depan.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.