Bisnis.com, JAKARTA - PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) mampu memanfaatkan penguatan saham PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) atau Alfamart dengan menjualnya Rp1,5 triliun.
Manajemen GOTO menyatakann total nilai transaksinya mencapai Rp1,5 triliun. Namun, dalam keterangan resminya, manajemen emiten teknologi itu tidak mengungkap jumlah lembar saham yang dilepas dan harga jualnya. Sejauh ini, belum ada pernyataan resmi berapa persisnya cuan yang dikantongi GOTO dari saham ini.
Manajemen GOTO hanya menyebutkan telah bekerja sama secara erat dengan manajemen Alfamart selama beberapa tahun terakhir dalam berbagai kolaborasi. Kedua belah pihak telah menciptakan pengalaman optimal bagi konsumen dan memperluas akses layanan keuangan untuk masyarakat Indonesia.
"Alfamart adalah salah satu peritel terdepan di Indonesia, dan merupakan mitra bisnis GoTo yang erat dan memiliki kesamaan visi. Kami akan terus bermitra erat dengan Alfamart di masa depan.” tulis siaran pers resmi GOTO.
Meski GOTO belum mau terbuka tentang transaksinya itu, detail penjualan saham akan terlihat pada data register efek pemegang saham AMRT yang biasa diterbitkan emiten setiap awal bulan.
Berdasarkan data RTI, harga saham AMRT telah melonjak 113 persen selama tahun berjalan. Jika GOTO mengempit saham AMRT sejak tiga tahun sebelumnya, potensi cuan mencapai 186 persen. Sementara ditarik dari lima tahun lalu, AMRT terbang 280 persen. Pada perdagangan sesi 1, saham AMRT melemah 0,38% menjadi Rp2.590.
Baca Juga
Analis Samuel Sekuritas Farras Farhan menyatakan penjualan saham ini menjadi bagian dari strategi GOTO yang ingin fokus pada bisnis inti yakni on demand, e-commerce dan finansial. “Hasil penjualan akan tercatat pada laporan keuangan full year 2022. Ini akan menjadi katalis positif karena GOTO akan mencatatkan pos penerimaan senilai Rp1,5 triliun di arus kasnya,” kata Farras.
Farras menilai langkah ini mempertebal komitmen manajemen yang ingin fokus pada bisnis inti dan mengoptimalkan kekuatan ekosistem untuk mempercepat profitabilitas.
“Manuver GOTO selama beberapa bulan terakhir, seperti perampingan organisasi, mengurangi praktik bakar uang dan menjual saham di perusahaan yang kurang sejalan dengan bisnis inti, menunjukkan manajemen telah berupaya membawa perusahaan ke jalur cepat menuju profit. Memang butuh waktu, tapi setidaknya GOTO punya roadmap yang jelas,” katanya.