Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian BUMN menghadirkan ruang kolaborasi antara BUMN dengan perusahaan rintisan (startup) Indonesia bertajuk BUMN Startup Day. Acara tersebut melibatkan 250 startup asli Indonesia.
Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan BUMN Startup Day adalah inisiatif Kementerian BUMN bersama dengan BUMN dan para Venture Capital BUMN.
Tujuannya memfasilitasi pertukaran ide, inspirasi, dan kolaborasi antara BUMN Indonesia dengan para startup terkurasi dalam tahap early dan growth stage.
Erick menyampaikan BUMN Startup Day mengambil peran aktif dalam memanfaatkan peluang ekonomi digital yang besar di Indonesia untuk mendukung generasi muda kreator pencipta lapangan kerja baru.
“BUMN mencoba berinisiatif, membangun ekosistem yang bisa dibangun di BUMN sendiri. Contohnya, kita mendorong adanya Indonesia Digital Tribe dan akan kita lakukan setiap tahunnya,” ujar Erick, Senin (26/9/2022).
Sejak awal, lanjutnya, BUMN sudah memiliki venture capital, seperti Mandiri Capital, BRI Ventures, Telkom, Telkomsel, dan yang terakhir BNI juga diminta membuat venture capital. Dari venture capital yang ada di BUMN ini sudah berinvestasi kepada 336 startup.
Kata Erick, kegiatan yang akan berlangsung selama 3 hari dari 26 hingga 28 September 2022 ini melengkapi langkah pengembangan ekosistem ekonomi digital yang dilakukan oleh Kementerian BUMN dan BUMN kepada pelaku startup, yakni Indonesia Digital Tribe dan Merah Putih Fund yang diluncurkan bulan Desember 2021 lalu.
Erick mengatakan startup yang didukung BUMN adalah yang didirikan oleh orang Indonesia, beroperasi di Indonesia, bayar pajak di Indonesia, dan menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat Indonesia, serta go public di Indonesia. Erick menilai keberpihakan BUMN terhadap ekonomi digital juga tak lepas dari arahan Presiden Jokowi.
"Tentu kami ingat bagaimana pesan daripada Bapak Presiden sebelum 2019, waktu itu Bapak mengingatkan kepada kita semua bahwa ekonomi digital akan menjadi salah satu pertumbuhan ekonomi Indonesia. Proyeksi di 2030, ekonomi digital Indonesia akan yang terbesar di Asia tenggara yaitu 40 persen dari total ekonomi yang ada di Asia Tenggara, kurang lebih itu Rp4.500 triliun," ungkap Erick.
Erick mengatakan hal ini merupakan angka pertumbuhan atau potensi ekonomi yang luar biasa. Momentum ini juga bersamaan dengan mayoritas penduduk Indonesia atau sekitar 54 persen berada di usia 35 tahun ke bawah.
"Artinya Indonesia punya market yang besar dan punya potensi sumber daya manusia, yang saat bersamaan juga menjadi sebuah kesinambungan antara ekonomi digital dan sumber daya manusianya. Ini saya rasa yang tidak bisa terelakkan lagi kenapa kita harus dorong secara menyeluruh," ujar Erick.
Erick berharap ajang BUMN Startup Day menjadi jembatan dalam menyambungkan BUMN dengan para perusahaan rintisan tersebut. Erick meminta BUMN tidak melakukan investasi langsung tanpa adanya pendampingan dari venture capital BUMN.
Dia tidak ingin para direksi BUMN yang tidak punya pengalaman di industri digital ini langsung berinvestasi tanpa ada pendampingan, karena diupayakan menjaga supaya ini benar-benar ada keberlanjutan.
Erick mengatakan, BUMN Startup Day 2022 diikuti 250 startup yang sudah disesuaikan dengan 12 klaster di Kementerian BUMN, 150 exhibitor, 22 BUMN yang berusaha melihat potensi untuk business matching pada startup, serta sekitar lima ribu pengunjung.
Pria kelahiran Jakarta itu menyebut terdapat lima poin utama dalam BUMN Startup Day yakni business matching, investor pitching, rapid mentoring startup, conference dan exhibition.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden Joko Widodo menyampaikan ekonomi digital menjadi peluang bagi ekonomi Indonesia lebih kuat di masa depan.
“Dunia sekarang ini pada posisi yang tidak gampang, posisinya betul-betul pada posisi yang semua negara sulit. Untuk Saudara-saudara, justru ada peluang yang bisa dilakukan karena ekonomi digital kita tumbuh pesat dan tertinggi di Asia Tenggara,” ucap Presiden Joko Widodo.
Menurutnya, pertumbuhan digital Indonesia berpotensi meningkat 8 kali lipat dari Rp632 triliun di tahun 2020 menjadi Rp4.531 triliun di tahun 2030. Hal ini memperkuat posisi ekonomi digital Indonesia yang saat ini menempati urutan ke-6 negara dengan jumlah startup terbanyak di dunia setelah Amerika Serikat, India, UK, Kanada, dan Australia.
Di balik peluang dan potensi ekonomi digital Indonesia, Presiden meminta pelaku startup tidak hanya fokus pada kategori financial technology (fintech) (23 persen) dan retail (14 persen), melainkan juga pada krisis pangan, krisis kesehatan, dan UMKM. Pasalnya, 80--90 persen startup gagal saat merintis karena tidak melihat kebutuhan pasar yang ada.
“Padahal kalau kita lihat, urusan masalah krisis pangan kedepan akan menjadi persoalan besar yang harus dipecahkan oleh teknologi. Karena di dalam urusan pangan itu ada yang namanya urusan produksi, distribusi, dan urusan pasar. Peluang juga sangat besar untuk urusan krisis kesehatan. Apa yang bisa kita lakukan agar kesehatan kita ini bisa melompat, telemedicine bisa disambungkan, operasi jarak jauh bisa disambungkan dengan platform dan aplikasi. Yang ketiga UMKM, kita memiliki 65,4 juta UMKM. Memang masih banyak persoalan, tetapi disitu baru 19 juta yang masuk ke platform digital, masih ada ruang untuk kita kerjakan di sana,” kata Presiden Joko Widodo.
Selain pentingnya melihat kebutuhan pasar, Presiden Joko Widodo melihat pentingnya persoalan dana. Presiden menilai inilah fungsi dari venture capital dan BUMN agar ekosistem yang dibangun bisa saling sambung dan terdampingi dengan baik.
Kegiatan ini secara resmi dibuka oleh Presiden Joko Widodo di Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD City, Tangerang, Banten, Senin (26/9/2022) dengan dihadiri oleh Menteri BUMN Erick Thohir, Pj Gubernur Banten, Wakil Menteri BUMN II, Bupati Tangerang, jajaran Direktur Utama BUMN, para CEO dan Co-founder startup, serta pimpinan komunitas dan asosiasi startup.