Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Demo Tolak Harga BBM Naik, Rupiah Masih Bisa Ditutup Perkasa

Nilai tukar rupiah berakhir Rp14.885 per dolar AS pada perdagangan hari ini, Selasa (6/9/2022), meski masih dibayangi sentimen domestik maupun global.
Pegawai menunjukan mata uang rupiah dan dolar Amerika Serikat di Dolar Asia Money Changer, Jakarta, Senin (18/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai menunjukan mata uang rupiah dan dolar Amerika Serikat di Dolar Asia Money Changer, Jakarta, Senin (18/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup menguat pada perdagangan hari ini, Selasa (6/9/2022). Sementara mayoritas mata uang lain di kawasan Asia masih melemah. 

Berdasarkan data Bloomberg, mata uang Garuda ditutup menguat 22,00 poin atau 0,15 persen pada hari ini sehingga parkir di posisi Rp14.885,00 per dolar AS. Sementara indeks dolar AS pada pukul 15.10 WIB terpantau melemah 0,08 poin atau 0,07 persen ke level 109,4540.

Selain rupiah, mata uang baht Thailand pada hari ini juga turut menguat sebesar 0,32 persen terhadap dolar AS.  

Di sisi lain, mayoritas mata uang di kawasan Asia terpantau melemah dengan dipimpin oleh yen Jepang yang melemah 0,70 persen terhadap dolar AS. 

Lalu diikuti dengan pelemahan yuan China turun 0,15 persen, ringgit Malaysia turun 0,14 persen, dan won Korea Selatan yang melemah 0,12 persen terhadap dolar AS. 

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam dalam riset harian mengatakan reli penguatan indeks dolar AS tampaknya telah berhenti pada hari ini, karena para pedagang menunggu rincian lebih lanjut tentang jalur kebijakan moneter AS. 

Namun dia menyampaikan bahwa ekspektasi kenaikan suku bunga lebih lanjut oleh Federal Reserve di akhir bulan, dengan data pasar tenaga kerja yang solid membuat para pembuat kebijakan untuk mencoba dan mengendalikan inflasi AS.

“Pasar berjangka telah memperkirakan peluang lebih dari 50 persen The Fed akan menaikkan 75 basis poin pada pertemuan kebijakan September,” tulis Ibrahim dalam riset harian, Selasa (6/9/2022). 

Selain itu, Rusia dilaporkan menutup pipa gas utama ke Eropa, sehingga benua Eropa berpotensi menghadapi krisis energi. Di mana krisis diperkirakan sangat berdampak pada pertumbuhan ekonomi di zona euro.

Dari China, terdapat sentimen peningkatan stimulus ekonomi di kuartal III/2022, setelah ekonomi hampir tidak berkembang pada kuartal kedua. Ibrahim mengatakan ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut menghadapi tantangan berat dari penguncian Covid-19 yang diberlakukan tahun ini, serta potensi krisis energi.

Sementara itu dari domestik, dia menyampaikan Indonesia belum bisa tenang dengan penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan lonjakan inflasi yang bisa dibilang tidak seekstrim sejumlah negara lain, seperti Amerika Serikat maupun beberapa negara di Eropa. 

“Dan kalau pemerintah salah kebijakan maka krisis ekonomi akan menghantui Indonesia,” katanya. 

Kuatnya fundamental ekonomi Indonesia dengan pertumbuhan yang positif karena mendapatkan keuntungan dari lonjakan harga komoditas terutama batu bara yang terus melonjak akibat krisis energi di Eropa. 

Namun dia mengingatkan jika Eropa dan Rusia berdamai, bisa saja permintaan komoditas di Indonesia berkurang sehingga menurutnya pemerintah harus bekerja keras untuk memilah sektor-sektor mana saja yang bisa menyumbang untuk ekonomi selanjutnya.

Berdasarkan sentimen di atas, Ibrahim memperkirakan pergerakan rupiah besok, Rabu (7/9/2022), dibuka fluktuatif tetapi ditutup melemah pada rentang  Rp14.870 - Rp14.910 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper